Selasa, 26 Oktober 2010

KONSEP MANUSIA DALAM KAITAN BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA : DARMAWITA
NIM : 10924008570
MK : BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
DOSEN PEMBIMBING : M.FAHLI ZATRA HADI S.Sos. I

KONSEP MANUSIA DALAM KAITAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Sebelum kita masuk atau membicarakan tentang konsep manusia dalam kaitan bimbingan dan konseling kita harus paham dulu apa yang disebut dengan manusia itu sendiri. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya kita tidak bisa lepas dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat kalsik sampai dengan filsafat moderen dan bahkan filsafat post moderen. Dari berbagai aliran filsafat yang ada para penulis barat ( victor frankalbert dan lain-lain) telah mendiskripsikan tentang manusia :
a) Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
b) Manusia dapat mengatasi masalh-masalah yang dihadapiny apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
c) Manusia berusaha terus menerus memperkembangkan dan menjadikan baik dan buruk hidup berartiupaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindari atau setidaknya mengontrol keburukan –keburukan.
d) Manusia adalah unik dalam artian manusia itu mengarahkan kehidupanya sendiri
e) Manusia adalh bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri, kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia itu.
Jadi ilmu filsafat juga berfungsi dalam kehidupan manusia jika di kaitkan dengan bimbingan dan konseling karena konselor itu sendiri juga harus paham tentang manusia, fungsi filsafat dalam kehidupan manusia itu sendiri yaitu sebagai :
1) Setiap manusia harus mengambil keputusan atau tindakan,
2) Keputusan yang diambil adalah keputusan diri sendiri
3) Dengan berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik, dan
4) Untuk menghadapi banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah.



Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untk melakukan sesuatu. Dengan memahami hakikat manusia tesebut maka setiap upaya bimbingan dak konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakekat tentang manusia itu sendiri. Seseorang dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensi. Sehinga semua permasalahan yang di hadapi klien bisa di atasi dengan baik. Jadi semua yang ada pada diri manusia sangat berpengaruh sekali dalam bimbingan dan konseling seperti motofasi, lingkungan, perkembngan individu, kepribadian, dan belajar .
Sehingga ada Tugas dan Tujuan kehidupan Manusia itu sendiri yang haus kita ketauhi
ciri-ciri kehidupan manusia ditandai dengan 5 kategori, yaitu:
a. Spiritualitas : agama sebagai sumber inti dari hidup sehat.
b. Pengaturan diri : seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri 1. rasa diri berguna, 2. pengendalian diri, 3.pandangan realistik, 4. spontanitas dan kepekaan emosional, 5. kemampuan rekayasa intelektual, 6. pemecahan masalah, 7. kreatif, 8. kemampuan berhumor dan, 9. kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
c. Bekerja untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial
d. Persahabatan : persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu 1. dukungan emosional 2. dukungan material 3. dukungan informasi .
e. Cinta : menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan teman merupakan tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia.
Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling. Kalua manusia tidak memahami konsep yang di atas tadi atau seorang konselor tidak memahaminya maka dia bias disebut gagal sebagai seorang konselor karena sebelum dia memahi diri orang lain terlebih dahulu dia harus paham dan mengerti dirinya sendiri.
Sehingga fungsi bimbingan dan konseling itu bisa seperti apa yang di inginkan oleh klien seperti :
a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.
b. Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbangan
c. Bimbingan harus Respek terhadap hak-hak klien
d. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya
f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat individualisasi dan sosialisasi
konsep Manusia dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif yang sama, Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya, Segenap tingkah laku manusia itu dipelajar, Manusia tidak memiliki kemampuan untuk membentuk nasibnya sendiri
Upaya-upaya bimbingan dan konseling perlu didasarkan pada pemahaman tentang hakekat manusia agar upaya-upaya tersebut dapat lebih efektif.
Dengan memahami apa manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
Paparan tentang hakikat manusia , tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.
Setiap pendekatan memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat manusia, pribadi manusia, kondisi manusia dll. Pandangan tentang manusia ini akan melahirkan konsep manusiafilosofis mengenai bimbingan dan konseling..
a. Pendekatan Psikoanalitik.
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Kekuatan-kekuatan irrasional kuat; orang didorong oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
b. Pendekatan Eksistensial-Humanistik
Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas untuk menentukkan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian dan berada dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan untuk mengaktualkan diri,
c. Pendekatan Client-Centered
Memandang manusia secara positif; manusia memiliki suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan konseling, konseli mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diingkari. Konseli mengaktualkan potensi dan bergerak ke arah meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri, dan keterarahan dalam.
d. Pendekatan Gestalt
Manusia terdorong ke arah keseluruhan dan intregasi pemikiran perasaan serta tingkah laku. Pandangannya anti deterministik dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.
e. Pendekatan Analisis Transaksional
Manusia dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan ulang. Meskipun manusia bisa menjadi korban dari putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalihkan diri bisa diubah dengan kesadaran.
f. Pendekatan Tingkah Laku
Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial budaya. Pandangannya deterministik, dalam arti tingkah laku, dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.
g. Pendekatan Rasional Emotif
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan kecenderungan-kecenderungan ke arah berpikir curang. Mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irrasional dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakian-keyakinan yang irrasional itu. Tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan dan memutuskan ulang. Modelnya adalah didaktif direktif, Terapi dilihat sebagai proses reduksi.
h. Pendekatan Realitas
Manusia membutuhkan identitas dan mampu mengembangkan "identitas kegagalan". Pendekatan realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik.

Sehingga layanan bimbingan dan konseling dalam memberikan pemikiran-pemikiran tentang hakikat dan tujuan hidup manusia dipandang dari perspektif fiuntuk menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai objeknya.
Paparan tentang hakikat, tujuan dan tugas kehidupan manusia diatas mempunyai implikasi kepada layanan bimbingan dan konseling.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a.) Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.) yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f.) Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.) Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.) Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkaitaa tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan