BAB 1-PERMASALAHAN
Kesurupan Massal di Pabrik Bintang Bola Dunia, Malang.
Pabrik Bintang Bola Dunia adalah salah satu dari banyak pabrik rokok di kota Malang dan memproduksi rokok dengan merek Sapu Jagat Raya. Pabrik ini dijalankan di bawah manajemen PT Bentoel dan terletak di Jalan Ichwan Ridwan Rais No.47. Pabrik ini mempunyai karyawan sebanyak 1,000 orang dan semua buruh adalah buruh perempuan berumur mulai delapan belas sampai lima puluh tahun.
Peristiwa kesurupan massal terjadi pada hari kamis tanggal 17 April 2008. Mesikun demikian, menurut saksi mata Pak Suryono, seorang tukang parkir untuk pabrik, sebelum kesurupan massal tersebut terjadi, ada beberapa kasus kesurupan yang lebih kecil. Ketika mewawancari Pak Suryono, dia mengatakan bahwa selama satu minggu, tiga sampai lima buruh mengalami kesurupan setiap hari.
Buruh-buruh ini yang mengalami kesurupan berasal dari bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT). Buruh-buruh yang kesurupan ini berkelahi satu sama lain dan menjerit-jerit. Kemudian pemimpin pabrik mengundang istigosah untuk mengeluarkan mahluk halus dan membebaskan buruh-buruh dari keadaan kesurupan. Beberapa Kyai dan orang Islam diundang untuk membaca ayat-ayat Al Qur.an.
Satu minggu sesudah peristiwa-peristiwa ini, kira-kira lima puluh buruh mengalami kesurupan massal pada tanggal 17 April sehingga seluruh aktivitas produksi rokok harus dihentikan untuk satu hari. Perisitiwa ini mirip dengan kasus kesurupan sebelumnya, tetapi lebih besar. Menurut Ibu Yuni (salah satu orang yang bekerja di warung es degan di luar pabrik), peristiwa kesurupan massal mulai sekitar jam 09.00 WIB. Pertama ada satu orang buruh saja yang mengalami kesurupan, kemudian menular pada kira-kira lima puluh orang buruh lainnya. Satu persatu orang berteriak histeris, menjerit-jerit dengan kata-kata tidak jelas, kejang-kejang, menari seperti pemain kuda lumping dan langsung pingsan. Ibu Yuni mengatakan bahwa, kali ini, manajemen dan pemimpinan pabrik tidak mengundang istigosah untuk mengeluarkan jin atau mahluk halus.
Meskipun demikian tim medis di klinik Bentoel datang ke pabrik dan banyak buruh dibawah langsung ke rumah sakit. Buruh yang sudah sembuh di pabrik diminta pulang ke rumah mereka pada hari itu juga. Rupanya, menurut Pak Suryono, banyak buruh merasa sangat lemah sehingga mereka tidak mampu berjalan kaki dan oleh karena itu harus diangkat dari pabrik ke sepeda motornya masing-masing.
Bab 2 – Pembahasan
Konsep kesurupan adalah sebuah fenomena tentang mahluk halus yang menguasai pikiran, perasaan, dan intelek (kesanggupan untuk membuat keputusan) pada diri seseorang dengan menyatu pada kesadarannya (Walker: 1973, 4). Hasilnya adalah mahluk halus ini bisa menguasai tindakan seseorang. Orang mengalami kesurupan ketika badannya dimasuki oleh mahluk halus yang menguasai jiwanya. Oleh karena itu, tingkah laku seseorang yang kesurupan akan dikuasai oleh mahluk halus. Hampir pada setiap kasus kesurupan, seseorang yang kesurupan tidak tahu atau tidak ingat bahwa dia kesurupan (Wallace: 2001, 14).
Konsep kesurupan telah ada selama beribu-ribu tahun yang lalu, di seluruh penjuru dunia. Kasus kesurupan terjadi pada orang Eskimo di Kutub Utara maupun orang Nguni Bantu di Afrika Selatan (Walker: 1973, 1). Bentuk dan interpretasi kesurupan merubah-rubah dari kebudayan yang satu ke kebudayaan yang lain. Kesurupan adalah fenomena yang dapat ditemukan dalam banyak agama dan di berbagai masyarakat di seluruh dunia. Dalam tradisi agama dan dongeng, seseorang yang dikuasai oleh mahluk halus kelakuannya akan menjadi tidak normal dan kepribadiannya akan berubah. Meskipun demikian, kesurupan bisa disebabkan oleh bermacam-macam unsur seperti narkotika, stres, dan hipnose (Walker: 1973, 4). Gejala-gejalanya adalah badan ringan, berteriak histeris, menjerit-jerit dengan kata-kata tidak jelas, kejang-kejang pingsan, muka datar, bibir pucat, sering menutup mata dengan kelopak mata berkedip-kedip secara otomatis, atau perubahan lain. Orang yang kesurupan merasa sepertinya badannya
Gejala kemasukan setan kerap terjadi ketika seseorang, berada pada tempat dan waktu yang salah. Biasanya seseorang yang kemasukan setan tersebut pikirannya dalam keadaan kosong , kondisi tubuhnya sedang lelah serta iman yang kurang kuat.Keadaan ini akan dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh kekuatan gaib yang biasanya tidak dapat terkendali oleh orang yang kesurupan itu. Pada umumnya orang yang kemasukan setan memiliki prilaku aneh dengan ciri-ciri seperti dibawah ini:
- Tatapan mata tajam, kosong lurus kedepan.
- Suaranya berubah menjadi datar tanpa intonasi.
- Mampu menjawab pertanyaan yang berbau paranormal.
- Kekuatan fisiknya melebihi kekuatan yang sebenarnya.
- Dan pada tingkatan tertentu, orang yang kemasukan setan mampu berbuat sesuatu yang tak lazim seperti terbang, melempar orang yang ada disekitarnya dengan sekali gerakan tangan dan lain sebagainya.
- Biasanya mereka mengeluarkan buih (busa) dari mulutnya dengan mata mendelik hingga terlihat putihnya saja
Apakah kesurupan bisa direkayasa?
Kemungkinan untuk direkayasa bisa, tapi bukan dari orang yang kerasukan itu sendiri. Biasanya dilakukan oleh pihak luar (orang lain dengan maksud negatif) dan itu bisa dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan kekuatan gaib (mistik). Sebutan untuk ‘orang ahli’ ini biasa disebut “dukun santet”.
Apakah kesurupan bisa diobati?
Hampir semua orang yang kesurupan bisa diobati, orang yang bisa mengobati biasanya disebut “orang pintar” seperti guru agama, atau orang yang memiliki kekuatan gaib tapi digunakan untuk kebaikan bukan “dukun santet” yang cenderung untuk kejahatan.
Kenapa mahluk halus masuk ke tubuh manusia? Apa tujuannya?
Banyak alasan kenapa mahluk halus merasuki tubuh manusia. Biasanya mahluk gaib tersebut akan merasuk ketubuh manusia jika lingkungan atau tempat tinggalnya di usik oleh mahluk lain baik manusia atau binatang. Sebutan untuk mahluk gaib yang mendiami suatu tempat adalah “penunggu”. Tujuannya hanya sekedar mengingatkan bahwa tingkah laku orang yang di rasuki oleh penunggu tempat, dianggap telah mengusik ketenangannya. Ada juga yang ingin sekedar menyampaikan suatu pesan yang tidak sempat ia ungkapkan ketika masih hidup di dunia, yang kerap disebut arwah gentayangan.
Bab 3- Analisis Data
Berbagai Alasan Atas Kesurupan Massal Di Pabrik Bintang Bola Dunia
Sejumlah orang yang diwawancari mempunyai bermacam-macam pendapat
mengenai mengapa buruh-buruh tersebut kesurupan. Kemungkinan alasan-alasan
ini adalah sebagai berikut:
1. Menurut pendapat pak Suryono, buruh-buruh di pabrik Bintang Bola Dunia kesurupan karena jam bekerja mereka terlalu banyak pada setiap harinya dan oleh karena itu semakin bekerja semakin stres. Sebelum peristiwa kesurupan massal yang besar, buruh-buruh mulai bekerja jam setengah enam pagi sampai jam lima sore setiap hari, dari hari senin sampai hari minggu.
Banyak buruh tinggal di luar Malang dan sering tidak tiba di rumah sampai jam tujuh malam. Banyak buruh mempunyai keluarga yang juga harus dipelihara. Akhirnya, buruh-buruh ini merasa stres dan tertekan.
2. Menurut Ibu Yuni dari warung di luar pabrik, banyak buruh bercerita kepada dia bahwa ada masalah rumah tangga. Ibu Yuni merasa ragu-ragu untuk mengatakan banyak tentang topik ini karena hal ini merupakan informasi pribadi. Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa banyak buruh bertengkar dengan suami mereka, sering tentang persoalan keluarga, uang dan pekerjaan. Ibu Yuni berpendapat bahwa buruh-buruh kesurupan karena mereka tidak senang dengan kehidupan di rumah yang tidak harmonis. Dengan mengalami kesurupan, buruh-buruh bisa mengungkapkan diri mereka dan melarikan diri dari kehidupan sehari-hari.
3. Akhirnya, menurut manajemen PT. Bentoel tidak ada kasus kesurupan tetapi kasus kepanikan. Ini karena banyak buruh panik sesudah ada gempa pada pagi hari itu. Selanjutnya karena kepanikan tersebut buruh-buruh menjadi pingsan. Oleh karena itu manajemen langsung menghentikan operasional pabrik khusus pada hari itu.
Teori Yang Digunakan :
Dalam kajian psikologi ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk melihat kasus kesurupan yaitu kajian psikoanalisa dan psikologi transpersonal. Salah seorang pakar dalam psikoanalisa adalah Carl Bustav Jung.
a. Ketidaksadaran dalam pandangan Jung
C.G. Jung (Swis, 1875-1961) adalah tokoh yang paling penting untuk psikoanalisis (psikologi dalam) di samping Sigmund Freud dan Alfred Adler. Psikologi dalam (depth psychology) menemukan ketegangan antara hidup sadar dan tidak sadar dan menganalisa “ketidaksadaran” sebagai suatu lapisan psikologi manusia (di samping pikiran yang disadarinya) yang mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan manusia. Ketidaksadaran itu muncul misalnya dalam mimpi-mimpi atau juga dalam mitos-mitos dan gambar-gambar religius.
Menurut C.G. Jung, ketidaksadaran punya dua lapisan, yaitu ketidaksadaran individual yang isinya dibentuk oleh pengalaman-pengalaman pribadi yang digeserkan ke bawah sadar, dan ketidaksadaran kolektif (collective unconsciousness) yang isinya merupakan warisan yang dimiliki semua manusia sebagai bagian dari kodratnya. Kedikaksadaran adalah “segala endapan pengalaman nenek moyang yang diturunkan sejak berjuta tahun yang tak dapat disebut yang sepenuhnya mengendalikan, gema peristiwa dari dunia prasejarah, yang oleh zaman selanjutnya ditambah sedikit demi sedikit penganekaragaman dan pembedaan-pembedaan”. Adanya ketidaksadaran itu bisa menjelaskan kenyataan bahwa baik dalam mimpi-mimpi individual maupun dalam budaya-budaya dan agama-agama yang berbeda, muncul motif-motif yang sama tanpa adanya hubungan tradisi satu sama lain atau diakibatkan oleh pengalaman konkret.
Ketidaksadaran adalah tempat dimana agama dan simbol-simbol religius berakar. Jadi, ketidaksadaran bukan hanya dasar kemampuan manusia untuk mengembangkan agama dan simbol-simbol religius dan “pintu masuk” yang membuka lubuk jiwa manusia untuk pengalaman religius, tetapi juga menyediakan materi-materi untuk gagasan-gagasan keagamaan.
Materi yang disediakan oleh ketidaksadaran untuk proses itu, oleh C. G. Jung disebut “arketipe”, yaitu “gambaran arkais, kuno dan universal, yang sudah ada sejak zaman yang amat silam. Dalam kata Jung, arketipe ‘merupakan bentuk atau gambaran yang bersifat kolektif yang terjadi praktis di seluruh bumi sebagai unsur kisah suci dan dalam waktu yang sama merupakan hasil asli dan individual yang asal-usulnya tidak disadari’. Arketipe itu secara laten tersembunyi dalam semua orang dan akan diberi ungkapan simbolis menurut situasi historis di mana orang itu tercakup. Konsep arketipe itu mengambil bentuk simbolis dalam berbagai ungkapan religius, dan menggambarkan solidaritas terdalam antara berbagai tradisi keagamaan umat manusia”. Jadi, simbol-simbol dasar dari agama-agama (misalnya: Tuhan, ayah/ibu, simbol-simbol untuk keberadaan transenden dan keseluruhan/keesan dll.) sudah berada di dalam ketidaksadaran setiap individu, mereka merupakan ide-ide yang pra-sadar dan primordial, dan merupakan dasar untuk pengalaman-pengalaman religius yang langsung.
Beberapa Cara menangani kasus kesurupan;
1. Isolasi sesegera mungkin buruh yang terkena kesurupan
2. Tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh, ketakutan, dan crowded atau ramai.
3. Tenangkan buruh yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
4. Kalau membaca Qur’an bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak buruh yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan al quran jangan melecehkan quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya, gunakan quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
5. Tempatkan si buruh di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk dalam ruangan dengan baik
6. Jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang kepada si buruh, dan jika sudah dampingi buruh dengan orang terdekatnya
BAB 4 – PENUTUP
Bagaimana Mencegahnya Agar Tidak Kesurupan?
Yang paling tepat untuk mencegahnya;
1. Jangan biarkan diri Anda dalam keadaan kosong (melamun)
2. Hindari tempat-tempat yang bisa dikatakan angker.
3. Jangan mempunyai kebiasaan berbicara atau teriak-teriak sembarangan. Lihat tempat dan waktu ketika anda berbicara atau berteriak-teriak (ketawa keras/ngakak).
4. Jangan menantang alam (seperti gunung, laut, hutan dsb) atau roh halus. Jangan sesumbar.
5. Dekatkan selalu diri Anda kepada Tuhan YMK.
Peran Agama Islam Merupakan Peran Penting Dalam Bidang Kesurupan.
Ini karena ada unsur agama Islam dalam bermacam tingkatan kesurupan, misalnya dari awal kesurupan sampai berhentinya kesurupan. Agama Islam menjelaskan alasan-alasan untuk kesurupan, yaitu ketika orang dimasuki oleh jin dan mahluk halusjahat, yang oleh agama Islam telah diperingatkan dalam Al Qur.an. Lagi pula,menurut agama Islam, orang Islam yang tidak saleh, lebih mudah kena kesurupan karena jiwanya tidak kuat dan moralnya lemah.
Selain menyediakan penjelasan tentang kesurupan, agama Islam merupakan alat yang digunakan untuk menghentikan proses kesurupan. Dalam studi kasus ini sama-sama mempunyai solusi berkenaan dengan agama Islam untuk menghentikan kesurupan. Solusinya biasanya adalah orang alim atau orang yang tahu dunia spiritual menggunakan kekuatannya untuk mengeluarkan mahluk halus dari badan orang yang kesurupan. Orang ketiga ini sangat penting pada proses kesurupan, dan setiap kasus yang diteliti untuk laporan ini, selalu ada orang ketiga. Dalam penelitian ini ada pengecualian ketidakhadiran orang ketiga, yaitu pada kasus kesurupan massal di pabrik rokok Bintang Bola Dunia, orang yang kesurupan dibawa ke rumak sakit.
Tugas Mandiri : Muhammad Zubair Bin Samsidi/BPI/kes Men II
Sumber : 1) http://kumel.blog.friendster.com/2009/06/analisa-kesurupan/
2)http://efrizalmalalak.blogspot.com/2010/10/kesurupan-dalam-tinjauan-agama.html
3)http://itha.wordpress.com/2007/08/16/fenomena-kesurupan-sebagai-suatu-bentuk-histeria/
4)http://www.puisiromantis.tk/2010/11/mengetahui-gejala-kesurupan.html
Isnin, 6 Jun 2011
STUDI KASUS DI PATIJOMPO
BAB I
Pendahuluan
Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.
Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.
Masalah
Ada beberapa gangguan mental yang dialami para lansia diantaranya gangguan fungsi Kognitif, Dimensia, Apraksia, dan Gangguan orientasi.
1) Gangguan fungsi kognitif
Fungsi Kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik
2) Demensia
Pada tahap ini sudah terdapat gangguan daya ingat. Pasien umumnya sulit untuk mengingat hal-hal yang seharusnya mudah diingat. Dimensia umumnya akan dialami oleh lansia yang berumur di atas 80 tahun. Gejala dimensia meliputi gangguan daya ingat. Gejala awal yang dijumpai adalah gangguan memori yang baru (recent memory), sedangkan memori yang lama (remote memory) akan terganggu belakangan.
3) Apraksia dan ganguan orientasi
Gangguan lain yang juga sering dihadapi lansia adalah gangguan dalam melakukan kegiatan tertentu (apraksia) dan gangguan orientasi. Pada tahapan ini pasien bahkan akan lupa dengan rumah dan bahkan kamar tidurnya sendiri. Karena begitu beratnya beban yang dihadapi lansia, mereka bisa juga terkena depresi.
Bab II
Pembahasan
Identitas
Nama: Mak Jah
Umur: 53
Asal: Bengkalis
Lokasi: PatiJompo…Pekanbaru.Riau.
Permasalahan:
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain.
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Bab III
Penyelesaian
Mendekati pasient dengan Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri. Memberi pendekatan Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu
Analisa Kasus:
Sebab-sebab timbulnya Trauma yaitu :
• Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
• Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Contohnya :
Agresi, yaitu : Meluapkan rasa emosi yang tidak terkendali dan cenderung melakukan tindakan sadis yang dapat mambahayakan orang lain.
Regresi, yaitu : Pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dll)
Fiksasi, yaitu : Pembatasan pada satu pola yang sama (membisu, memukul dada sendiri dll)
Proyeksi, yaitu : Melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
Indentifikasi, yaitu : Menyamakan diri dengan sesorang yang sukses dalam imajinasi, (kecantikan, dengan bintang film .dll)
Narsisme, self love yaitu : Merasa dirinya lebih dari orang lain.
Autisme yaitu : Menutup diri dari dunia luar dan tidak puas dengan pantasinya sendiri.
Bab IV
Penutup
Kesimpulan
Salah satu penanganan trauma yaitu dengan konseling trauma. Konseling trauma merupakan kebutuhan mendesak untuk membantu mengatasi beban psikologis yang diderita akibat bencana mapun hal yang linnya. Guncangan psikologis yang dahsyat akibat kehilangan orang-orang yang dicintai, kehilangan sanak keluarga, dan kehilangan pekerjaan, bisa memengaruhi kestabilan emosi para korban. Mereka yang tidak kuat mentalnya dan tidak tabah dalam menghadapi petaka, bisa mengalami guncangan jiwa yang dahsyat dan berujung pada stres berat yang sewaktu-waktu bisa menjadikan mereka lupa ingatan atau gila.
Kesan :
Semangat hidup menjadi modal utama bagi para korban untuk sanggup bertahan dan menatap masa depan dari balik kehancuran hidup dan kesendirian. Dengan semangat hidup yang kuat, para penderita akan terbebas dari belenggu keputusasaan dan ketidakberdayaan. Konseling trauma juga sangat bermanfaat dalam membantu para korban untuk mampu memecahkan masalah secara kreatif melalui hubungan timbal balik dan dukungan lingkungan.
Disediakan : Abdul Hadi Bin Basri 10942008759
Pendahuluan
Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.
Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai, bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah hartanya lebih banyak lagi.
Masalah
Ada beberapa gangguan mental yang dialami para lansia diantaranya gangguan fungsi Kognitif, Dimensia, Apraksia, dan Gangguan orientasi.
1) Gangguan fungsi kognitif
Fungsi Kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik
2) Demensia
Pada tahap ini sudah terdapat gangguan daya ingat. Pasien umumnya sulit untuk mengingat hal-hal yang seharusnya mudah diingat. Dimensia umumnya akan dialami oleh lansia yang berumur di atas 80 tahun. Gejala dimensia meliputi gangguan daya ingat. Gejala awal yang dijumpai adalah gangguan memori yang baru (recent memory), sedangkan memori yang lama (remote memory) akan terganggu belakangan.
3) Apraksia dan ganguan orientasi
Gangguan lain yang juga sering dihadapi lansia adalah gangguan dalam melakukan kegiatan tertentu (apraksia) dan gangguan orientasi. Pada tahapan ini pasien bahkan akan lupa dengan rumah dan bahkan kamar tidurnya sendiri. Karena begitu beratnya beban yang dihadapi lansia, mereka bisa juga terkena depresi.
Bab II
Pembahasan
Identitas
Nama: Mak Jah
Umur: 53
Asal: Bengkalis
Lokasi: PatiJompo…Pekanbaru.Riau.
Permasalahan:
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain.
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Bab III
Penyelesaian
Mendekati pasient dengan Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri. Memberi pendekatan Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu
Analisa Kasus:
Sebab-sebab timbulnya Trauma yaitu :
• Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
• Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Contohnya :
Agresi, yaitu : Meluapkan rasa emosi yang tidak terkendali dan cenderung melakukan tindakan sadis yang dapat mambahayakan orang lain.
Regresi, yaitu : Pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan. (menjerit, menangis dll)
Fiksasi, yaitu : Pembatasan pada satu pola yang sama (membisu, memukul dada sendiri dll)
Proyeksi, yaitu : Melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
Indentifikasi, yaitu : Menyamakan diri dengan sesorang yang sukses dalam imajinasi, (kecantikan, dengan bintang film .dll)
Narsisme, self love yaitu : Merasa dirinya lebih dari orang lain.
Autisme yaitu : Menutup diri dari dunia luar dan tidak puas dengan pantasinya sendiri.
Bab IV
Penutup
Kesimpulan
Salah satu penanganan trauma yaitu dengan konseling trauma. Konseling trauma merupakan kebutuhan mendesak untuk membantu mengatasi beban psikologis yang diderita akibat bencana mapun hal yang linnya. Guncangan psikologis yang dahsyat akibat kehilangan orang-orang yang dicintai, kehilangan sanak keluarga, dan kehilangan pekerjaan, bisa memengaruhi kestabilan emosi para korban. Mereka yang tidak kuat mentalnya dan tidak tabah dalam menghadapi petaka, bisa mengalami guncangan jiwa yang dahsyat dan berujung pada stres berat yang sewaktu-waktu bisa menjadikan mereka lupa ingatan atau gila.
Kesan :
Semangat hidup menjadi modal utama bagi para korban untuk sanggup bertahan dan menatap masa depan dari balik kehancuran hidup dan kesendirian. Dengan semangat hidup yang kuat, para penderita akan terbebas dari belenggu keputusasaan dan ketidakberdayaan. Konseling trauma juga sangat bermanfaat dalam membantu para korban untuk mampu memecahkan masalah secara kreatif melalui hubungan timbal balik dan dukungan lingkungan.
Disediakan : Abdul Hadi Bin Basri 10942008759
HISTERIA ( KESURUPAN )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif awam, peristiwa histeria tersebut di istilahkan dengan "kesurupan". Peristiwa semacam itu selalu dikaitkan dengan makhluk dari "dunia lain" yang dipercaya sebagai penyebab utamanya. Misalnya, dikaitkan dengan penebangan pohon di sekitar sekolah. Diyakini bahwa penyebab "kesurupan" tersebut adalah makhluk yang berasal dari "dunia lain" yang menghuni pohon-pohon itu merasa terganggu karena rumahnya ditebangi oleh manusia. Makhluk ini marah dan melampiaskan kemarahannya dengan merasuki jiwa manusia.
Ujung akhirnya pasti dapat diduga. Bahwa, satu-satunya yang mampu menyembuhkan "penderitaan" tersebut adalah dari kalangan paranormal, kiai, dukun atau yang sejenisnya. Sedangkan argumentasi kalangan akademikus, semisal psikiater atau ahli jiwa, cenderung disingkirkan karena dianggap bukan ahli dan bidangnya dalam menangani masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu kesurupan
2) Teori dan penyelesaian dari kasus kesurupan
C. Tujuan
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan mental II
2) Untuk menambah pengetahuan dalam masalah histeria-kesurupan dalam mempelajari kesehatan mental orang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas
Nama : Juriana
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Sudirman Gg. Paus, Dumai-Riau
Jumlah saudara : 5 ( Lima )
Anak ke : 5 ( Lima )
B. Deskripsi
Juriana adalah siswa kelas 3 SMK, Pada saat para siswa / siswi dan para guru melaksanakan upacara bendera, tiba-tiba juriana jatuh pingsan. Teman temannya bingung dan berusaha menolongnya, pada saat juriana sadar ia tampak kebingungan dan tidak tahu lagi siapa dirinya, kadang ia menangis dan terkadang tertawa, selain itu juriana juga minta kepada orang di sekitarnya untuk membawakan jajanan kanti untuk ia makan. Dan keadaan yang seperti ini sering di alami oleh juriana di sekolah bahkan di rumahnya. Kejadian ini berawal pada saat juriana tinggal bersama ibu tiri na, karena ibu kandungnya sudah meninggal pada saat ia duduk di bangku kelas 2 SMK dan pada saat itu lah juriana mulai mengalami penyakit histeria ini.
BAB III
PENJELASAN
A. Teori
1. Menurut pandangan islam
Fenomena kesurupan dijelaskan sejak awal . penyebabnya adalah ganguan jin jahat dan setan. Hanya saja, jin dan setan itu hanya bisa menguasai orang-orang yang tidak percaya atau ragu pada Allah. Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa tiga titik itu adalah pembuluh darah yang menghidupkan potensi otak kecil manusia. Di titik itu, jika kita sering berpikir berlebihan sehingga tidak kuat menahan, hal itu bisa menimbulkan depresi. Ketika terjadi penegangan dalam pembuluh darah kita, maka melemahkan potensi elektro kita sehingga ada arus listrik dari golongan jin masuk dan mempengaruhi sehingga terjadi kesurupan. Yang kedua, terletak di pembuluh darah yang menghidupkan potensi khayalan. Sama halnya dengan yang pertama, jika itu menegang karena kita terlalu sering mengkhayal maka setan kemungkinan besar bisa masuk. Yang ketiga di pembuluh yang terletak di bawah telinga. Ini bisa menimpa mereka yang malas, kurang kreatif, tidak punya semangat hidup.
Jadi, menurut pandangan islam hal yang sebaiknya ada pada diri seseorang supaya tidak kesurupan adalah :
Selama kita beriman dan bertawakal, setan tidak akan menguasai manusia.
Jika imannya kuat dan bertawakal, mereka akan optimis, bersemangat, tenang, tenteram, dan tahan banting terhadap semua masalah.
Ketenangan jiwa akan membuat seseorang tak gampang kesurupan. Membaca Al Qur’an dan Zikir adalah salah satu langkah menengkan jiwa.
2. Dari sudut pandang Psikologi kesurupan merupakan:
a) Keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya;
b) Hysteria , saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya, atau ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran itu orang tidak mampu menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria yang tidak wajar.
c) Split personality , saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh pribadi yang berbeda. Penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Kesurupan, harusnya kita tahu bahwa ada dua jenis kesurupan. yaitu ledakan emosi dan pengambilalihan emosi. Ledakan emosi: yang dimaksud dengan ledakan emosi adalah melepasnya sistem kontrol diri karena tekanan psikologis kuat secara internal. faktor eksternal. misalnya karena marah, seseorang langsung mengamuk seperti banteng haus. Pengambilalihan emosi: Yang dimaksud dengan pengambilalihan disini adalah lepasnya kontrol kita dari akal sehat dan kesadaran kita, lalu ada pihak lain yang mengontrol dan mengendalikan kita.
3. Menurut Teori Sigmun Freud
Dalam kajian psikologi ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk melihat kasus kesurupan yaitu kajian psikoanalisa dan psikologi transpersonal. Namun menurut freud yang paling sesuai untuk mengkaji kesurupan sebagai sebuah gangguan lebih tepat dengan menggunakan psikoanalisa terutama pendapatnya Carl Gustav Jung. Pada kajian psikologi transpersonal kajian trance lebih ke arah spiritual atau sebagai sesuatu yang tidak mengganggu. Kesurupan sebenarnya juga merupakan trance ke arah mengganggu dan tidak terkendali.individu, mereka merupakan ide-ide yang pra-sadar dan primordial, dan merupakan dasar untuk pengalaman-pengalaman religius yang langsung.
Seringkali orang yang kesurupan memiliki kekuatan yang melebihi kemampuan biasanya, dalam beberapa kasus kesurupan dia bisa berteriak teriak hingga berjam jam, atau bisa melemparkan beberapa orang yang sedang memeganginya. Ada lagi kesurupan mampu berbicara seperti bukan dia yang bicara, dalam keadaan seperti ini seseorang yang kesurupan sedang memasuki alam bawah sadarnya tepatnya di alam ketidaksadaran kolektif dimana menurut freud ketidaksadaran tersebut mengandung kekuatan jiwa (psyche) sehingga dia memiliki kekutan yang melebihi seperti biasanya .Mengapa orang bisa masuk kedalam alam bawah sadarnya ? sebab utamanya adalah lemahnya kesadaran seperti orang mau masuk tidur, kenapa bisa tidur jawabnya tentunya karena lemahnya kesadaran karena faktor mengantuk.
Jadi ,Menurut freud cara penyelesaian orang jika mengalami suatu kesurupan adalah dengan cara sebagai berikut :
a) isolasi sesegera mungkin anak yang terkena kesurupan.
b) tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh, ketakutan, dan crowded atau ramai.
c) tenangkan anak yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
d) kalau membacaAl- quran bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak anak yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan Al-quran jangan melecehkan Al-quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya, gunakan Al- quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
e) tempatkan orang yang terkena kesurupan di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk dalam ruangan dengan baik
f) jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang kepada orang yang kesurupan.
B. Analisa Kasus
Dari kasus di atas dapat di analisa bahwa histeria yang di alami oleh penderita di akibatkan karena rasa tertekan yang di rasakannya yang membuat ia merasa takut, kesal, cemas dan lain sebagainya yang tidak dapat di kontrolnya sehingga mengakibatkan ia menjadi stres dan terjadilah histeria ( kesurupan ) tersebut.
Adapun gejala-gejala dari kesurupan itu: Gejala-gejala beberapa waktu sebelum kesurupan antara lain kepala terasa berat, badan dan kedua kaki lemas, penglihatan kabur, badan terasa ringan, dan ngantuk. Perubahan ini biasanya masih disadari oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-tiba tidak mampu mengendalikan dirinya. Melakukan sesuatu di luar kemampuan dan beberapa di antaranya merasakan seperti ada kekuatan di luar yang mengendalikan dirinya. Mereka yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali. Dalam keadaan kesurupan korban melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam melalui jeritan, teriakan, gerakan menari seperti keadaan hipnotis diri. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan hebat. Gejala-gejala seperti yang tersebut yang dirasakan oleh juriana
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesurupan merupakan reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi atau reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang disebabkan oleh tekanan fisik maupun mental (berlebihan). Tetapi kalau kesurupannya massal, itu melibatkan sugesti. Reaksi disosiasi dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan histeria massal. Kesurupan hannya terjadi pada diri orang yang memiliki jiwa yang lemah, sehingga ketika mendapat tekanan tidak mampu untuk mengatasinya. Orang yang lemah dari segi jiwa atau mental melepaskan ketidak berdayaanya dengan tanpa disadarinya masuk ke dalam bawah sadarnya. Ketika berada dalam wilayah bawah sadarnya tersebut terjadilah letupan-letupan emosinya yang tertahan selama ini. ketika hal itu terjadi, diiringi dengan daya kekuatan yang lahir dari dorongan kejiwaannya. Dia meronta dan melabrak orang disekelilinginya. Saat ini yang terjadi adalah dia berada dalam alam bawah sadar.
Dengan demikian dipahami bahwa kesurupan merupakan sebab dari lemahnya jiwa seseorang dalam menghadapi realitas social. Menurut penulis kesurupan yang marak terjadi bukanlah akibat diri seseorang dirasuki oleh jin. Namun justru karena adanya letupan emosi bawah sadarnya. Kesurupan jangan dipelihara. Bagaimanapun ini merupakan masalah kejiwaan.
Oleh karenanya solusi bagi masalah ini adalah bagaimana kita menciptakan jiwa yang sehat. Dengan kondisi yang sehat dan tenang akan membuat diri seseorang memiliki ketahanan di dalam menghadapi kerasnya hidup ini. Jiwa yang tenang hanya akan didapat dari ajaran-ajaran agama. Pengamalan ajaran agama akan menjauhkan seseorang dari keputus asaan.
Nama : Nur Hayatun Nufus
Nim : 10942006711
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif awam, peristiwa histeria tersebut di istilahkan dengan "kesurupan". Peristiwa semacam itu selalu dikaitkan dengan makhluk dari "dunia lain" yang dipercaya sebagai penyebab utamanya. Misalnya, dikaitkan dengan penebangan pohon di sekitar sekolah. Diyakini bahwa penyebab "kesurupan" tersebut adalah makhluk yang berasal dari "dunia lain" yang menghuni pohon-pohon itu merasa terganggu karena rumahnya ditebangi oleh manusia. Makhluk ini marah dan melampiaskan kemarahannya dengan merasuki jiwa manusia.
Ujung akhirnya pasti dapat diduga. Bahwa, satu-satunya yang mampu menyembuhkan "penderitaan" tersebut adalah dari kalangan paranormal, kiai, dukun atau yang sejenisnya. Sedangkan argumentasi kalangan akademikus, semisal psikiater atau ahli jiwa, cenderung disingkirkan karena dianggap bukan ahli dan bidangnya dalam menangani masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu kesurupan
2) Teori dan penyelesaian dari kasus kesurupan
C. Tujuan
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan mental II
2) Untuk menambah pengetahuan dalam masalah histeria-kesurupan dalam mempelajari kesehatan mental orang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas
Nama : Juriana
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Sudirman Gg. Paus, Dumai-Riau
Jumlah saudara : 5 ( Lima )
Anak ke : 5 ( Lima )
B. Deskripsi
Juriana adalah siswa kelas 3 SMK, Pada saat para siswa / siswi dan para guru melaksanakan upacara bendera, tiba-tiba juriana jatuh pingsan. Teman temannya bingung dan berusaha menolongnya, pada saat juriana sadar ia tampak kebingungan dan tidak tahu lagi siapa dirinya, kadang ia menangis dan terkadang tertawa, selain itu juriana juga minta kepada orang di sekitarnya untuk membawakan jajanan kanti untuk ia makan. Dan keadaan yang seperti ini sering di alami oleh juriana di sekolah bahkan di rumahnya. Kejadian ini berawal pada saat juriana tinggal bersama ibu tiri na, karena ibu kandungnya sudah meninggal pada saat ia duduk di bangku kelas 2 SMK dan pada saat itu lah juriana mulai mengalami penyakit histeria ini.
BAB III
PENJELASAN
A. Teori
1. Menurut pandangan islam
Fenomena kesurupan dijelaskan sejak awal . penyebabnya adalah ganguan jin jahat dan setan. Hanya saja, jin dan setan itu hanya bisa menguasai orang-orang yang tidak percaya atau ragu pada Allah. Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa tiga titik itu adalah pembuluh darah yang menghidupkan potensi otak kecil manusia. Di titik itu, jika kita sering berpikir berlebihan sehingga tidak kuat menahan, hal itu bisa menimbulkan depresi. Ketika terjadi penegangan dalam pembuluh darah kita, maka melemahkan potensi elektro kita sehingga ada arus listrik dari golongan jin masuk dan mempengaruhi sehingga terjadi kesurupan. Yang kedua, terletak di pembuluh darah yang menghidupkan potensi khayalan. Sama halnya dengan yang pertama, jika itu menegang karena kita terlalu sering mengkhayal maka setan kemungkinan besar bisa masuk. Yang ketiga di pembuluh yang terletak di bawah telinga. Ini bisa menimpa mereka yang malas, kurang kreatif, tidak punya semangat hidup.
Jadi, menurut pandangan islam hal yang sebaiknya ada pada diri seseorang supaya tidak kesurupan adalah :
Selama kita beriman dan bertawakal, setan tidak akan menguasai manusia.
Jika imannya kuat dan bertawakal, mereka akan optimis, bersemangat, tenang, tenteram, dan tahan banting terhadap semua masalah.
Ketenangan jiwa akan membuat seseorang tak gampang kesurupan. Membaca Al Qur’an dan Zikir adalah salah satu langkah menengkan jiwa.
2. Dari sudut pandang Psikologi kesurupan merupakan:
a) Keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya;
b) Hysteria , saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya, atau ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran itu orang tidak mampu menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria yang tidak wajar.
c) Split personality , saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh pribadi yang berbeda. Penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Kesurupan, harusnya kita tahu bahwa ada dua jenis kesurupan. yaitu ledakan emosi dan pengambilalihan emosi. Ledakan emosi: yang dimaksud dengan ledakan emosi adalah melepasnya sistem kontrol diri karena tekanan psikologis kuat secara internal. faktor eksternal. misalnya karena marah, seseorang langsung mengamuk seperti banteng haus. Pengambilalihan emosi: Yang dimaksud dengan pengambilalihan disini adalah lepasnya kontrol kita dari akal sehat dan kesadaran kita, lalu ada pihak lain yang mengontrol dan mengendalikan kita.
3. Menurut Teori Sigmun Freud
Dalam kajian psikologi ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk melihat kasus kesurupan yaitu kajian psikoanalisa dan psikologi transpersonal. Namun menurut freud yang paling sesuai untuk mengkaji kesurupan sebagai sebuah gangguan lebih tepat dengan menggunakan psikoanalisa terutama pendapatnya Carl Gustav Jung. Pada kajian psikologi transpersonal kajian trance lebih ke arah spiritual atau sebagai sesuatu yang tidak mengganggu. Kesurupan sebenarnya juga merupakan trance ke arah mengganggu dan tidak terkendali.individu, mereka merupakan ide-ide yang pra-sadar dan primordial, dan merupakan dasar untuk pengalaman-pengalaman religius yang langsung.
Seringkali orang yang kesurupan memiliki kekuatan yang melebihi kemampuan biasanya, dalam beberapa kasus kesurupan dia bisa berteriak teriak hingga berjam jam, atau bisa melemparkan beberapa orang yang sedang memeganginya. Ada lagi kesurupan mampu berbicara seperti bukan dia yang bicara, dalam keadaan seperti ini seseorang yang kesurupan sedang memasuki alam bawah sadarnya tepatnya di alam ketidaksadaran kolektif dimana menurut freud ketidaksadaran tersebut mengandung kekuatan jiwa (psyche) sehingga dia memiliki kekutan yang melebihi seperti biasanya .Mengapa orang bisa masuk kedalam alam bawah sadarnya ? sebab utamanya adalah lemahnya kesadaran seperti orang mau masuk tidur, kenapa bisa tidur jawabnya tentunya karena lemahnya kesadaran karena faktor mengantuk.
Jadi ,Menurut freud cara penyelesaian orang jika mengalami suatu kesurupan adalah dengan cara sebagai berikut :
a) isolasi sesegera mungkin anak yang terkena kesurupan.
b) tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh, ketakutan, dan crowded atau ramai.
c) tenangkan anak yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
d) kalau membacaAl- quran bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak anak yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan Al-quran jangan melecehkan Al-quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya, gunakan Al- quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
e) tempatkan orang yang terkena kesurupan di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk dalam ruangan dengan baik
f) jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang kepada orang yang kesurupan.
B. Analisa Kasus
Dari kasus di atas dapat di analisa bahwa histeria yang di alami oleh penderita di akibatkan karena rasa tertekan yang di rasakannya yang membuat ia merasa takut, kesal, cemas dan lain sebagainya yang tidak dapat di kontrolnya sehingga mengakibatkan ia menjadi stres dan terjadilah histeria ( kesurupan ) tersebut.
Adapun gejala-gejala dari kesurupan itu: Gejala-gejala beberapa waktu sebelum kesurupan antara lain kepala terasa berat, badan dan kedua kaki lemas, penglihatan kabur, badan terasa ringan, dan ngantuk. Perubahan ini biasanya masih disadari oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-tiba tidak mampu mengendalikan dirinya. Melakukan sesuatu di luar kemampuan dan beberapa di antaranya merasakan seperti ada kekuatan di luar yang mengendalikan dirinya. Mereka yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali. Dalam keadaan kesurupan korban melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam melalui jeritan, teriakan, gerakan menari seperti keadaan hipnotis diri. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan hebat. Gejala-gejala seperti yang tersebut yang dirasakan oleh juriana
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesurupan merupakan reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi atau reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang disebabkan oleh tekanan fisik maupun mental (berlebihan). Tetapi kalau kesurupannya massal, itu melibatkan sugesti. Reaksi disosiasi dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan histeria massal. Kesurupan hannya terjadi pada diri orang yang memiliki jiwa yang lemah, sehingga ketika mendapat tekanan tidak mampu untuk mengatasinya. Orang yang lemah dari segi jiwa atau mental melepaskan ketidak berdayaanya dengan tanpa disadarinya masuk ke dalam bawah sadarnya. Ketika berada dalam wilayah bawah sadarnya tersebut terjadilah letupan-letupan emosinya yang tertahan selama ini. ketika hal itu terjadi, diiringi dengan daya kekuatan yang lahir dari dorongan kejiwaannya. Dia meronta dan melabrak orang disekelilinginya. Saat ini yang terjadi adalah dia berada dalam alam bawah sadar.
Dengan demikian dipahami bahwa kesurupan merupakan sebab dari lemahnya jiwa seseorang dalam menghadapi realitas social. Menurut penulis kesurupan yang marak terjadi bukanlah akibat diri seseorang dirasuki oleh jin. Namun justru karena adanya letupan emosi bawah sadarnya. Kesurupan jangan dipelihara. Bagaimanapun ini merupakan masalah kejiwaan.
Oleh karenanya solusi bagi masalah ini adalah bagaimana kita menciptakan jiwa yang sehat. Dengan kondisi yang sehat dan tenang akan membuat diri seseorang memiliki ketahanan di dalam menghadapi kerasnya hidup ini. Jiwa yang tenang hanya akan didapat dari ajaran-ajaran agama. Pengamalan ajaran agama akan menjauhkan seseorang dari keputus asaan.
Nama : Nur Hayatun Nufus
Nim : 10942006711
histeria ( kesurupan )
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Fenomena kesurupan atau possesion belakang ini marak diperbincangkan dalam berbagai media, khususnya kasus kesurupan masal yang terjadi di berbagai daerah dan sering menimpa para pelajar sekolah,. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang mengalami semacam trance atau kesurupan tanpa disadari, di mana fenomena kesurupan sering kali dan bahkan selalu dikaitkan dengan adanya gangguan dari roh-roh halus yang mengambil alih tubuh korban selama beberapa waktu dan membuat korban tidak sadar akan apa yang ia perbuat. Tentunya paham seperti ini merupakan paham tradisional yang ada, diturunkan dan berkembang dalam masyarakat kita. Kesurupan individual yang terjadi muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh individu sebelum proses kesurupan itu terjadi. . Kesurupan, menurut ahli jiwa ini adalah gejala gangguan jiwa yang disebut folie a deux, yaitu gejala gangguan jiwa pada seseorang yang diikuti orang lain. Mereka kehilangan kepribadian yang asli. Yang muncul kepribadian yang lain. Jika pernah mendengar dan melihat sesuatu, kemudian masuk dalam alam bawah sadarnya, saat kepribadian dia rapuh, muncul kepribadian lain itu. Sementara dari psikologi, kesurupan sendiri sebenarnya telah menjadi kajian psikologi klinis, terutama psikologi abnormal. Kesurupan dalam perspektif psikologi dikenal dengan istilah trans dissosiatif dan trans possession disosiatif. Trans dissosiatif adalah perubahan dalam kesadaran yang bersifat temporer atau hilangnya perasaan identitas diri tanpa kemunculan identitas baru. Sedang trans possession dissosiatif adalah perubahan dalam kesadaran yang dikarakteristikkan dengan penggantian identitas personal yang selama ini ada dengan identitas yang baru.
Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai risiko lebih besar untuk kesurupan dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang terjadi sebagian besar adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih sugestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki.
Mereka yang memunyai kepribadian histerikal yang salah satu cirinya sugestible lebih berisiko untuk kesurupan atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar korban kesurupan berusia remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka yang berisiko untuk kesurupan adalah perempuan usia remaja atau dewasa muda yang mudah dipengaruhi. Selain itu, wanita lebih labil ketimbang pria dan terjadi perubahan dalam jiwanya. Banyak hal bisa menjadi penyebabnya. Antara lain kondisi keluarga, kondisi sekolah, hubungan pertemanan, sosial politik, dan masih banyak lagi.
Mereka yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari kesurupan korban melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam melalui jeritan, teriakan, gerakan menari seperti keadaan hipnotis diri. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan hebat.
2. Rumuan Masalalah
a) apa yang menyebabkan seseseorang itu bisa mengalami kesurupan.
b) bagaimana penyelesaian terhadap kasus kesurupan yang sesuai dengan teori.
c) Bagaimana seharusnya seseorang agar tidak mengalami kesurupan yang di akibatkan karena stres.
3. Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan mental
Mengetahui apa penyebab sebenarnya terjadinya kesurupan pada sari
Agar mengetahui teori apa yang bagus digunakan dalam penyelesaian masalah histeriah(kesurupan) yang di alami sari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Korban
Nama : Sari
Usia : 17 Tahun
Alamat : JL. Patimura-Rengat
Pekerjaan : Siswi SMAN I Rengat
B. Deskripsi Masalah
Pertama kali kesurupan yang terjadi pada sari itu ketika ia duduk dikelas XII SMA, yang mana awal terjadinya di sekolah tempat dia bersekolah, sebelumnya sari belum pernah mengalami kesurupan. Kesurupan itu terjadi sewaktu dia belajar di lokal,tiba-tiba dia menjerit seisi lokal dimana tempat ia belajar oun kaget melihatnya ,kemudian teman-temanya lansung membantu dan membawak sari ke mushalah agar bisa di beri pertolongan dan disadarkan.disana dia di tolong oleh gurunya dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur,an untuk menyadarkannya akhirnya beberapa jam kemudian barulah sari sadar.
Kesurupan yang terjadi pada sari itu bukan hanya terjadi satu kali bahkan berkali-kali.Kesurupan yang dialami oleh sari tidak hanya terjadi disekolah, bahkan juga terjadi dirumahnya sendiri. Sari mengaku awal mulanya setiap dia mengalami kesurupan itu apabila dia lagi ada masalah dan pikirannya kosong.Apalagi sari adalah seorang remaja yang lemah pisik nya. Sari mengatakan sebelum terjadinya kesurupan dia merasa kepalanya sangat berat badannya terasa lemas, setelah itu dia tidak tau apa-apa lagi. Disaat sari kesurupan dia menjerit-jerit histeris, menangis badanya terasa dingin, matanya melotot tajam,bahkan suaranya berubah, sari berontak-rontak kepanasan dan bahkan berkata ngelantur, apabila di bacakan ayat-ayat Al.Qur,an dan orang yang memegangnya saat dia kesurupan kewalahan memegangnya karena dia berontak-rontak kuat sekali. Kesurupan yang terjadi pada sari itu tidak mengenal waktu dan tempat.Sari mengatakan bahwa dia juga tidak ingin terjadinya kesurupan karena setelah dia sadar dari kesurupan barulah badanya terasa sakit-sakit,tetapi setelah terjadinya kesurupan sari merasa bebanya sedikit terlepaskan dari jeritan dan tangisan yang dikeluarkanya ketika ia mengalami kesurupan.
Kesurupan yang dialami sari itu akan terjadi jika dia mengalami banyak masalah, dia juga termasuk anak yang pemurung yang suka memendam masalah dan dia tidak pernah menceritakan kepada orang lain akibatnya, dengan tidak kuatnya sari dalam mengolah masalah,menjadi stres yang mana masalahnya yang menjadi beban pikiranya tidak ada penyelesaian di buatnya akhirnya dia mengalami kesurupan yang kata orang dimasukin roh-roh jahat apabila pikiran seseorang kosong.
BAB III
PENYELESAIAN
1. Penyelesaian Dengan Teori
a. Menurut pandangan psikologis
Menurut psikolog Dadang Hawari, Ia menyebut peristiwa kesurupan ini sebagai fenomena disosiasi atau sebuah reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya. Akibatnya secara tidak disadari kepribadian si korban berubah. Jadi, menurutnya ini merupakan fenomena kejiwaan dan bukannya karena kemasukan jin atau setan karena kepercayaan di masyarakat kita yang menghubung-hubungkan dengan mistik dan dianggap sebagai kesurupan . Jadi, karena bukan aksi kerasukan setan, maka pengobatannya pun bukan dengan cara memanggil orang ”pintar”. Obat sangat gampang, tinggal dibawa ke puskesmas, disuntik atau dikasih obat yang bisa membuat mereka tidur, nanti mereka akan sadar dan sehat lagi setelah bangun..Reaksi disosiasi menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah dalam kondisi yang membuatnya tertekan. Stres yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini muncul ke permukaan.Yang paling penting dalam menghadapi persoalan ini adalah jangan sampai semua orang panik, harus tenang, bawa korban ke puskesmas, diobati, disuruh tidur apabila sudah sembuh kesurupan.
Jika dilihat pada kasus yang di alami sari ini, Kemampuan yang perlu ditingkatkan pada sari adalah mengajar dan melatihnya untuk bisa mengelola stres dan konflik dengan cara yang baik dan benar. Artinya, bila di kemudian hari mengalami stres atau konflik, atau diberi tanggung jawab yang berat, cara penyelesaiannya tidak lagi dengan kesurupan, tetapi dengan cara yang lebih konstruktif. Selain itu, perlu pula meningkatkan toleransi terhadap stres.
b. Menurut Teori Sigmun Freud
Dalam kajian psikologi ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk melihat kasus kesurupan yaitu kajian psikoanalisa dan psikologi transpersonal. Namun menurut freud yang paling sesuai untuk mengkaji kesurupan sebagai sebuah gangguan lebih tepat dengan menggunakan psikoanalisa terutama pendapatnya Carl Gustav Jung. Pada kajian psikologi transpersonal kajian trance lebih ke arah spiritual atau sebagai sesuatu yang tidak mengganggu. Kesurupan sebenarnya juga merupakan trance ke arah mengganggu dan tidak terkendali.individu, mereka merupakan ide-ide yang pra-sadar dan primordial, dan merupakan dasar untuk pengalaman-pengalaman religius yang langsung.
Seringkali orang yang kesurupan memiliki kekuatan yang melebihi kemampuan biasanya, dalam beberapa kasus kesurupan dia bisa berteriak teriak hingga berjam jam, atau bisa melemparkan beberapa orang yang sedang memeganginya. Ada lagi kesurupan mampu berbicara seperti bukan dia yang bicara, dalam keadaan seperti ini seseorang yang kesurupan sedang memasuki alam bawah sadarnya tepatnya di alam ketidaksadaran kolektif dimana menurut freud ketidaksadaran tersebut mengandung kekuatan jiwa (psyche) sehingga dia memiliki kekutan yang melebihi seperti biasanya .Mengapa orang bisa masuk kedalam alam bawah sadarnya ? sebab utamanya adalah lemahnya kesadaran seperti orang mau masuk tidur, kenapa bisa tidur jawabnya tentunya karena lemahnya kesadaran karena faktor mengantuk.
Jadi ,Menurut freud cara penyelesaian orang jika mengalami suatu kesurupan adalah dengan cara sebagai berikut :
a) isolasi sesegera mungkin anak yang terkena kesurupan.
b) tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh, ketakutan, dan crowded atau ramai.
c) tenangkan anak yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
d) kalau membacaAl- quran bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak anak yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan Al- quran jangan melecehkan Al- quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya, gunakan Al- quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
e) tempatkan orang yang terkena kesurupan di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk dalam ruangan dengan baik.
f) jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang kepada orang yang kesurupan.
c. Menurut pandangan islam
Fenomena kesurupan dijelaskan sejak awal . penyebabnya adalah ganguan jin jahat dan setan. Hanya saja, jin dan setan itu hanya bisa menguasai orang-orang yang tidak percaya atau ragu pada Allah.
Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa tiga titik itu adalah pembuluh darah yang menghidupkan potensi otak kecil manusia. Di titik itu, jika kita sering berpikir berlebihan sehingga tidak kuat menahan, hal itu bisa menimbulkan depresi. Ketika terjadi penegangan dalam pembuluh darah kita, maka melemahkan potensi elektro kita sehingga ada arus listrik dari golongan jin masuk dan mempengaruhi sehingga terjadi kesurupan. Yang kedua, terletak di pembuluh darah yang menghidupkan potensi khayalan. Sama halnya dengan yang pertama, jika itu menegang karena kita terlalu sering mengkhayal maka setan kemungkinan besar bisa masuk. Yang ketiga di pembuluh yang terletak di bawah telinga. Ini bisa menimpa mereka yang malas, kurang kreatif, tidak punya semangat hidup.
Jadi, menurut pandangan islam hal yang sebaiknya ada pada diri seseorang supaya tidak kesurupan adalah :
• Selama kita beriman dan bertawakal, setan tidak akan menguasai manusia.
• Jika imannya kuat dan bertawakal, mereka akan optimis, bersemangat, tenang, tenteram, dan tahan banting terhadap semua masalah.
• Ketenangan jiwa akan membuat seseorang tak gampang kesurupan. Membaca Al Qur’an dan Zikir adalah salah satu langkah menengkan jiwa.
2. Analisis kasus
Dapat di analisis dari kasus tersebut bahwa histeria (kesurupan )yang dialami oleh sari merupakan akibat dari ketidak kuatan mentalnya yang mengakibatkan dirinya mengalami stres berdampak pada kesurupan yang akan bisa terjadi jika dia mengalami perasaan kekalutan mental.jika dilihat dari kasusnya itu sari termasuk seseorang yang lemah dalam menghadapi masalah sehinggah dia mudah terkena pengaruh roh-roh jahat yang merasuki tubuhnya saat itu,yang mengendalikan segenap jiwanya yang kosong. Menurut saya kita tidak bisa juga mengatakan tidak ada pengaruh roh jahat karena saya juga pernah menyaksikan sari waktu kesurupan, dia menjadi kuat seolah-olah itu bukan dia yang sebenarnya padahal sari adalah seorang yang lemah. Jadi bagaimanapun jika dilihat dari penyebab sari mengalami kesurupan dia harus bisa mengolah sters,dan menghadapi masalah dengan baik agar tidak terjadinya kesurupan. Dan jika dilihat dari awal penyebab sari kesurupan itu mudah diatasi dengan memberikan pemahaman terhadap sari bagaimana agar tidak stres dengan pendekatan-pendekatan yang baik dari oarang tua,guru dan teman-temanya.
Kasus seperti ini banyak terjadi dimana-mana,bahkan kadangkala yang terkena kesurupan itu hanya satu orang, tetapi tertular ke yang lainya apalagi perempuan yang mudah tersugesti sehinggah menyebabkan menjadi kesurupan massal.
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
menurut sudut pandang psikologi, kesurupan dianggap sebagai jalan keluar alternatif konflik yang lolos dari ketiganya, (id, ego, super ego). Karenanya secara psikologis kesurupan didudukkan sebagai status quo dari jiwa-jiwa yang “terluka” baik oleh pengalaman, impresi dan dogma-dogma buruk yang diterimanya selama ini.
Menurut Psikolog, Setiyo Purwanto, S. Psi, MSi, orang yang kerasukan bisa disebabkan keadaan disosiasi. yakni saat seseorang seakan terpisah dari dirinya. Kedua karena hysteria, yaitu saat seseorang tak dapat mengendalikan dirinya. Terakhir akibat split personality, saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh “pribadi” yang berbeda. Meski begitu, menurut Setiyo, penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Dan dapat pula kita simpulkan dari kasus yang dialami sari itu akibat dari kekosongan jiwa saat itu yang mana akan mudah dirasuki oleh jin atau setan yang membuatnya mengalami kesurupan.dan penyelesaiannya ada tiga pandangan.
Menurut pandangan psikologis .
Menurut pandangan sigmund freud.
Menurut pandangan islam.
II. Kesan
Kesan dari saya ketika melakukan penelitian kesurupan yang di alami oleh sari yang kebetulan adalah tetanga sekaligus teman saya, saya merasa kasihan mendengar pengakuannya yang mana dia mengatakan lelah juga dengan seringnya dia mengalami kesurupan yang bukan hanya dirinya sendiri yang merasakan dampaknya,tetapi, bisa mengkhawatirkan kedua orang tuanya dan menyushkan orang lain juga yang membantunya saat dia mengalami kesurupan. sebagai sesorang teman saya ingin sekali membantunya agar dia tidak terkena lagi, mudah-mudahan kejadian seperti itu tidak terulang lagi karena akan berdampak buruk bagi kesehatan dan akan mengangu sari melakukan aktivitas sekolahnya, sebab apabila sari terkena kesurupan dia tidak bisa belajar. karena dia lelah dan bahkan menjadi sakit setelah dia mengalami kesurupan,intinya saya terkesan iba saja dengan keadaan sari. Semoga sari bisa mengendalikan stresnya agar dia tidak mengalami kesurupan lagi karena faktor yang utama menyebabkan terjadinya kesurupan pada sari itu karena tidak bisa mengolah masalah sehinggah dia sters dan akhirnya kesurupan.
Nama : Nurhalimah
Nim : 10942008883
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Fenomena kesurupan atau possesion belakang ini marak diperbincangkan dalam berbagai media, khususnya kasus kesurupan masal yang terjadi di berbagai daerah dan sering menimpa para pelajar sekolah,. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang mengalami semacam trance atau kesurupan tanpa disadari, di mana fenomena kesurupan sering kali dan bahkan selalu dikaitkan dengan adanya gangguan dari roh-roh halus yang mengambil alih tubuh korban selama beberapa waktu dan membuat korban tidak sadar akan apa yang ia perbuat. Tentunya paham seperti ini merupakan paham tradisional yang ada, diturunkan dan berkembang dalam masyarakat kita. Kesurupan individual yang terjadi muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh individu sebelum proses kesurupan itu terjadi. . Kesurupan, menurut ahli jiwa ini adalah gejala gangguan jiwa yang disebut folie a deux, yaitu gejala gangguan jiwa pada seseorang yang diikuti orang lain. Mereka kehilangan kepribadian yang asli. Yang muncul kepribadian yang lain. Jika pernah mendengar dan melihat sesuatu, kemudian masuk dalam alam bawah sadarnya, saat kepribadian dia rapuh, muncul kepribadian lain itu. Sementara dari psikologi, kesurupan sendiri sebenarnya telah menjadi kajian psikologi klinis, terutama psikologi abnormal. Kesurupan dalam perspektif psikologi dikenal dengan istilah trans dissosiatif dan trans possession disosiatif. Trans dissosiatif adalah perubahan dalam kesadaran yang bersifat temporer atau hilangnya perasaan identitas diri tanpa kemunculan identitas baru. Sedang trans possession dissosiatif adalah perubahan dalam kesadaran yang dikarakteristikkan dengan penggantian identitas personal yang selama ini ada dengan identitas yang baru.
Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai risiko lebih besar untuk kesurupan dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang terjadi sebagian besar adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih sugestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki.
Mereka yang memunyai kepribadian histerikal yang salah satu cirinya sugestible lebih berisiko untuk kesurupan atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar korban kesurupan berusia remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka yang berisiko untuk kesurupan adalah perempuan usia remaja atau dewasa muda yang mudah dipengaruhi. Selain itu, wanita lebih labil ketimbang pria dan terjadi perubahan dalam jiwanya. Banyak hal bisa menjadi penyebabnya. Antara lain kondisi keluarga, kondisi sekolah, hubungan pertemanan, sosial politik, dan masih banyak lagi.
Mereka yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari kesurupan korban melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam melalui jeritan, teriakan, gerakan menari seperti keadaan hipnotis diri. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan hebat.
2. Rumuan Masalalah
a) apa yang menyebabkan seseseorang itu bisa mengalami kesurupan.
b) bagaimana penyelesaian terhadap kasus kesurupan yang sesuai dengan teori.
c) Bagaimana seharusnya seseorang agar tidak mengalami kesurupan yang di akibatkan karena stres.
3. Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan mental
Mengetahui apa penyebab sebenarnya terjadinya kesurupan pada sari
Agar mengetahui teori apa yang bagus digunakan dalam penyelesaian masalah histeriah(kesurupan) yang di alami sari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Korban
Nama : Sari
Usia : 17 Tahun
Alamat : JL. Patimura-Rengat
Pekerjaan : Siswi SMAN I Rengat
B. Deskripsi Masalah
Pertama kali kesurupan yang terjadi pada sari itu ketika ia duduk dikelas XII SMA, yang mana awal terjadinya di sekolah tempat dia bersekolah, sebelumnya sari belum pernah mengalami kesurupan. Kesurupan itu terjadi sewaktu dia belajar di lokal,tiba-tiba dia menjerit seisi lokal dimana tempat ia belajar oun kaget melihatnya ,kemudian teman-temanya lansung membantu dan membawak sari ke mushalah agar bisa di beri pertolongan dan disadarkan.disana dia di tolong oleh gurunya dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur,an untuk menyadarkannya akhirnya beberapa jam kemudian barulah sari sadar.
Kesurupan yang terjadi pada sari itu bukan hanya terjadi satu kali bahkan berkali-kali.Kesurupan yang dialami oleh sari tidak hanya terjadi disekolah, bahkan juga terjadi dirumahnya sendiri. Sari mengaku awal mulanya setiap dia mengalami kesurupan itu apabila dia lagi ada masalah dan pikirannya kosong.Apalagi sari adalah seorang remaja yang lemah pisik nya. Sari mengatakan sebelum terjadinya kesurupan dia merasa kepalanya sangat berat badannya terasa lemas, setelah itu dia tidak tau apa-apa lagi. Disaat sari kesurupan dia menjerit-jerit histeris, menangis badanya terasa dingin, matanya melotot tajam,bahkan suaranya berubah, sari berontak-rontak kepanasan dan bahkan berkata ngelantur, apabila di bacakan ayat-ayat Al.Qur,an dan orang yang memegangnya saat dia kesurupan kewalahan memegangnya karena dia berontak-rontak kuat sekali. Kesurupan yang terjadi pada sari itu tidak mengenal waktu dan tempat.Sari mengatakan bahwa dia juga tidak ingin terjadinya kesurupan karena setelah dia sadar dari kesurupan barulah badanya terasa sakit-sakit,tetapi setelah terjadinya kesurupan sari merasa bebanya sedikit terlepaskan dari jeritan dan tangisan yang dikeluarkanya ketika ia mengalami kesurupan.
Kesurupan yang dialami sari itu akan terjadi jika dia mengalami banyak masalah, dia juga termasuk anak yang pemurung yang suka memendam masalah dan dia tidak pernah menceritakan kepada orang lain akibatnya, dengan tidak kuatnya sari dalam mengolah masalah,menjadi stres yang mana masalahnya yang menjadi beban pikiranya tidak ada penyelesaian di buatnya akhirnya dia mengalami kesurupan yang kata orang dimasukin roh-roh jahat apabila pikiran seseorang kosong.
BAB III
PENYELESAIAN
1. Penyelesaian Dengan Teori
a. Menurut pandangan psikologis
Menurut psikolog Dadang Hawari, Ia menyebut peristiwa kesurupan ini sebagai fenomena disosiasi atau sebuah reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya. Akibatnya secara tidak disadari kepribadian si korban berubah. Jadi, menurutnya ini merupakan fenomena kejiwaan dan bukannya karena kemasukan jin atau setan karena kepercayaan di masyarakat kita yang menghubung-hubungkan dengan mistik dan dianggap sebagai kesurupan . Jadi, karena bukan aksi kerasukan setan, maka pengobatannya pun bukan dengan cara memanggil orang ”pintar”. Obat sangat gampang, tinggal dibawa ke puskesmas, disuntik atau dikasih obat yang bisa membuat mereka tidur, nanti mereka akan sadar dan sehat lagi setelah bangun..Reaksi disosiasi menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah dalam kondisi yang membuatnya tertekan. Stres yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini muncul ke permukaan.Yang paling penting dalam menghadapi persoalan ini adalah jangan sampai semua orang panik, harus tenang, bawa korban ke puskesmas, diobati, disuruh tidur apabila sudah sembuh kesurupan.
Jika dilihat pada kasus yang di alami sari ini, Kemampuan yang perlu ditingkatkan pada sari adalah mengajar dan melatihnya untuk bisa mengelola stres dan konflik dengan cara yang baik dan benar. Artinya, bila di kemudian hari mengalami stres atau konflik, atau diberi tanggung jawab yang berat, cara penyelesaiannya tidak lagi dengan kesurupan, tetapi dengan cara yang lebih konstruktif. Selain itu, perlu pula meningkatkan toleransi terhadap stres.
b. Menurut Teori Sigmun Freud
Dalam kajian psikologi ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk melihat kasus kesurupan yaitu kajian psikoanalisa dan psikologi transpersonal. Namun menurut freud yang paling sesuai untuk mengkaji kesurupan sebagai sebuah gangguan lebih tepat dengan menggunakan psikoanalisa terutama pendapatnya Carl Gustav Jung. Pada kajian psikologi transpersonal kajian trance lebih ke arah spiritual atau sebagai sesuatu yang tidak mengganggu. Kesurupan sebenarnya juga merupakan trance ke arah mengganggu dan tidak terkendali.individu, mereka merupakan ide-ide yang pra-sadar dan primordial, dan merupakan dasar untuk pengalaman-pengalaman religius yang langsung.
Seringkali orang yang kesurupan memiliki kekuatan yang melebihi kemampuan biasanya, dalam beberapa kasus kesurupan dia bisa berteriak teriak hingga berjam jam, atau bisa melemparkan beberapa orang yang sedang memeganginya. Ada lagi kesurupan mampu berbicara seperti bukan dia yang bicara, dalam keadaan seperti ini seseorang yang kesurupan sedang memasuki alam bawah sadarnya tepatnya di alam ketidaksadaran kolektif dimana menurut freud ketidaksadaran tersebut mengandung kekuatan jiwa (psyche) sehingga dia memiliki kekutan yang melebihi seperti biasanya .Mengapa orang bisa masuk kedalam alam bawah sadarnya ? sebab utamanya adalah lemahnya kesadaran seperti orang mau masuk tidur, kenapa bisa tidur jawabnya tentunya karena lemahnya kesadaran karena faktor mengantuk.
Jadi ,Menurut freud cara penyelesaian orang jika mengalami suatu kesurupan adalah dengan cara sebagai berikut :
a) isolasi sesegera mungkin anak yang terkena kesurupan.
b) tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh, ketakutan, dan crowded atau ramai.
c) tenangkan anak yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
d) kalau membacaAl- quran bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak anak yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan Al- quran jangan melecehkan Al- quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya, gunakan Al- quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
e) tempatkan orang yang terkena kesurupan di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk dalam ruangan dengan baik.
f) jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang kepada orang yang kesurupan.
c. Menurut pandangan islam
Fenomena kesurupan dijelaskan sejak awal . penyebabnya adalah ganguan jin jahat dan setan. Hanya saja, jin dan setan itu hanya bisa menguasai orang-orang yang tidak percaya atau ragu pada Allah.
Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa tiga titik itu adalah pembuluh darah yang menghidupkan potensi otak kecil manusia. Di titik itu, jika kita sering berpikir berlebihan sehingga tidak kuat menahan, hal itu bisa menimbulkan depresi. Ketika terjadi penegangan dalam pembuluh darah kita, maka melemahkan potensi elektro kita sehingga ada arus listrik dari golongan jin masuk dan mempengaruhi sehingga terjadi kesurupan. Yang kedua, terletak di pembuluh darah yang menghidupkan potensi khayalan. Sama halnya dengan yang pertama, jika itu menegang karena kita terlalu sering mengkhayal maka setan kemungkinan besar bisa masuk. Yang ketiga di pembuluh yang terletak di bawah telinga. Ini bisa menimpa mereka yang malas, kurang kreatif, tidak punya semangat hidup.
Jadi, menurut pandangan islam hal yang sebaiknya ada pada diri seseorang supaya tidak kesurupan adalah :
• Selama kita beriman dan bertawakal, setan tidak akan menguasai manusia.
• Jika imannya kuat dan bertawakal, mereka akan optimis, bersemangat, tenang, tenteram, dan tahan banting terhadap semua masalah.
• Ketenangan jiwa akan membuat seseorang tak gampang kesurupan. Membaca Al Qur’an dan Zikir adalah salah satu langkah menengkan jiwa.
2. Analisis kasus
Dapat di analisis dari kasus tersebut bahwa histeria (kesurupan )yang dialami oleh sari merupakan akibat dari ketidak kuatan mentalnya yang mengakibatkan dirinya mengalami stres berdampak pada kesurupan yang akan bisa terjadi jika dia mengalami perasaan kekalutan mental.jika dilihat dari kasusnya itu sari termasuk seseorang yang lemah dalam menghadapi masalah sehinggah dia mudah terkena pengaruh roh-roh jahat yang merasuki tubuhnya saat itu,yang mengendalikan segenap jiwanya yang kosong. Menurut saya kita tidak bisa juga mengatakan tidak ada pengaruh roh jahat karena saya juga pernah menyaksikan sari waktu kesurupan, dia menjadi kuat seolah-olah itu bukan dia yang sebenarnya padahal sari adalah seorang yang lemah. Jadi bagaimanapun jika dilihat dari penyebab sari mengalami kesurupan dia harus bisa mengolah sters,dan menghadapi masalah dengan baik agar tidak terjadinya kesurupan. Dan jika dilihat dari awal penyebab sari kesurupan itu mudah diatasi dengan memberikan pemahaman terhadap sari bagaimana agar tidak stres dengan pendekatan-pendekatan yang baik dari oarang tua,guru dan teman-temanya.
Kasus seperti ini banyak terjadi dimana-mana,bahkan kadangkala yang terkena kesurupan itu hanya satu orang, tetapi tertular ke yang lainya apalagi perempuan yang mudah tersugesti sehinggah menyebabkan menjadi kesurupan massal.
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
menurut sudut pandang psikologi, kesurupan dianggap sebagai jalan keluar alternatif konflik yang lolos dari ketiganya, (id, ego, super ego). Karenanya secara psikologis kesurupan didudukkan sebagai status quo dari jiwa-jiwa yang “terluka” baik oleh pengalaman, impresi dan dogma-dogma buruk yang diterimanya selama ini.
Menurut Psikolog, Setiyo Purwanto, S. Psi, MSi, orang yang kerasukan bisa disebabkan keadaan disosiasi. yakni saat seseorang seakan terpisah dari dirinya. Kedua karena hysteria, yaitu saat seseorang tak dapat mengendalikan dirinya. Terakhir akibat split personality, saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh “pribadi” yang berbeda. Meski begitu, menurut Setiyo, penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Dan dapat pula kita simpulkan dari kasus yang dialami sari itu akibat dari kekosongan jiwa saat itu yang mana akan mudah dirasuki oleh jin atau setan yang membuatnya mengalami kesurupan.dan penyelesaiannya ada tiga pandangan.
Menurut pandangan psikologis .
Menurut pandangan sigmund freud.
Menurut pandangan islam.
II. Kesan
Kesan dari saya ketika melakukan penelitian kesurupan yang di alami oleh sari yang kebetulan adalah tetanga sekaligus teman saya, saya merasa kasihan mendengar pengakuannya yang mana dia mengatakan lelah juga dengan seringnya dia mengalami kesurupan yang bukan hanya dirinya sendiri yang merasakan dampaknya,tetapi, bisa mengkhawatirkan kedua orang tuanya dan menyushkan orang lain juga yang membantunya saat dia mengalami kesurupan. sebagai sesorang teman saya ingin sekali membantunya agar dia tidak terkena lagi, mudah-mudahan kejadian seperti itu tidak terulang lagi karena akan berdampak buruk bagi kesehatan dan akan mengangu sari melakukan aktivitas sekolahnya, sebab apabila sari terkena kesurupan dia tidak bisa belajar. karena dia lelah dan bahkan menjadi sakit setelah dia mengalami kesurupan,intinya saya terkesan iba saja dengan keadaan sari. Semoga sari bisa mengendalikan stresnya agar dia tidak mengalami kesurupan lagi karena faktor yang utama menyebabkan terjadinya kesurupan pada sari itu karena tidak bisa mengolah masalah sehinggah dia sters dan akhirnya kesurupan.
Nama : Nurhalimah
Nim : 10942008883
Langgan:
Catatan (Atom)