Isnin, 14 Mac 2011

histeria

Nama Kelompok : Darmawita
Nur Aein
MK : Kesehatan Mental II
Daftar Fustaka :
Dr. Zakiah Darajat, Kesehatan Menteal, PT Gunung Agung, Jakarta : 1982
Kartini Kartono, Hygiene Mental, CV Mandar Maju, Bandung : 1972
http//www.google.com



PEMBAHASAN
HISTERIA


Histeria merupakan suatu kompleks neurosa mengambil bentuk yang bervariasi. Biasanya gangguannya ditandai oleh ketidakstabilan emosional, represi, dissosiasi, dan sugestibilitas.
Gangguan jiwa yang sudah dikenal sejak dulu ialah hysteria. Pada permulaan, orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum wanita. Akan tetapi kemudian pendapat itu berubah setelah Freud menemukan bahwa laki-lakipun dapat dihinggapi penyakit ini.
Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria juga terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin. Dalam rnenghadapi kesukaran itu orang tidak mampu menghadapinya dengati cara yang wajar, lalu melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria yang tidak wajar. Diantara gejala-gejalanya ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan dengan mental.





Pada permulaan, orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum wanita. Akan tetapi kemudian pendapat itu berubah setelah Freud menemukan bahwa laki-laki pun dapat dihinggapi penyakit ini.
Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria juga terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran itu orang tidak mampu mnghadapinya dengan cara yanh wajar, lalu melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteteria yang tidak wajar

Defenisi histeria :
1) Hysteria adalah gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai oleh emosionalitas ekstrim, mencakup macam-macam ganguan fungsi psikis , sensoris, motoris,. Vasomotor ( syraf-syaraf yang membesarkan atau mengecilkan pembuluh-pembuluh darah ) dan alat pencernaan, sebagai produk dari represi terhadap macam-macamkonflik dalam kehidupan kesadaran.


2) Hysteria adalah penyakit yang karakteristik berupa dissosiasi kepribadian terhadap lingkungannya dalam berbagai bentuk dan gradasi, disebabkan oleh banyak konflik psikis atau internal, yang kemudian ditransformasikan dalam symptom-simptom fisik yaitu dalam bentuk hysteria konversia dan somatisme.


3) Hysteria adalah suatu neurosa kompleks dengan bentuk yang bermacam-macam dengan cirri ketidakstabilan emosional, represi, dissosiasi dan sugestibilitas. Keanekaragamannya berbentuk hysteria, konversia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian majemuk.





Jenis-jenis hysteria :
a) Hysteria konversia
Dengan tanda-tanda konflik mental yang diubah ke dalam symptom-simptom jasmaniah seperti kelumpuhan, kebutaan, dan anesthesia a tau mati rasa.
b) Somnabulisme atau tidur berjalan
c) Fugue atau pelarian , dengan mana penderita jadi kehilangan ingatan akan pengalaman-pengalaman pribadi dimasa lalu.
d) Pribadi majemuk
Pribad ganda atau majemuk mutiplepersonality, yaitu kepribadian yang terbelah dalam dua, tiga atau lebih kepribadian, dengan dissosiasi, serta kesadaran-kesadaran yang berbeda.

Ciri-ciri kepribadian penderita hysteria antara lain sebagai berikut :
a) Pasien bersifat sangat egoistis, selfish dan semau gue, perangainya semisal anak yang manja dan busuk. Selalu menginginkan perhatian dan belas kasihan sebanyak-banyaknya, disamping mengharapkan pujian.
b) Selalu merasa tidak bahagia sangat sugestibel dan sensitive sekali terhadap opini orang lain. Selanjutnya dia melakukan semua sugesti orang lain itu untuk mendapatkan pujian, perhatian dan persetujuan. Akibatnya, ia malah mengalami banyak kebingungan dan konflik batin.
c) Emosinya sangat kuat dan semua penilaiannya ditentukan oleh rasa suka tidak suka yang kuat.
d) Selalu cenderung untuk melarikan diri dari kesulitan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Lalu berusaha dengan symptom-simptom fisik yang sengaja dibuat-buat, ditiru atau dihebatkan berupa gejala pingsan dan pura-pura sakit, untuk memperpanjang usaha melarikan diri , atau berusaha untuk mendapat kan maaf serta belas kasihan dari orang luar, tujuan utama dari perbuatannya ialah untuk menghindari tugas-tugas tertentu atau menghindari situasi yang tidak menyenangkan.
Pendapat aliran psikoanalisa mengatakan bahwa kelemaha pribadi berupa pembawaan. Timbul fiksasi ide-ide yang keliru dan macam-macam perasaan negative ( malu, bersalah, berdosa, gagal )..yang ditekan menjadi komplek terdesak dan kemudian timbul menjadi banyak komplik internal, elemen-elemen yang ditekan dalam ketidaksadaran itu lalau ditampilkan keluar melalui motor behavior.
Jadi, symptom histeris itu merupakan ekspresi yang dikamuflase dari fiksasi ide-ide dan elemen-elemen yang ditekan tadi. Selanjutnya terjadi dissosiasi antara dirinya dengan lingkungannyadalam berbagai bentuk dan graadasi.


Stigma atau ciri khas yang sering menyertai gejala histeris adalah :
1) Sering merasa pusing. Bisa juga mengalami stupor bagaikan terbius dan tidak merasakan apa-apa. Kadang-kadang seperti dalam keadaan trance ( seperti dlaam mimpi yang spiristis, merawankan jiwa )
2) Menjadi sangat pelupa atau pikun, sering dibarengi symptom somnabulistis, fugue, ataupun pribadi majemuk.
3) Adakalanya timbul keakitan-kesakitan histeris sekalipun tidak ada kesakitan organis yang disebabkan oleh sugesti diri dan ide-ide fixed yang salah ( merasa betul-betul sakit ).
4) Ada juga yang menderita kelumpuhan, anggota badan menjadi kaku, buta, tuli dan disertai invalidisme lain-lain yang sifatnya sementara.
5) Sangat sugestibel, egosentris , selfish, dengan emosi yang tidak stabil.
6) Ada tics ( gerak-gerak fical, diwajah ) dan tremor atau selalu bergetar atau gemetaran, ada juga yang sering kali kejang-kejang dan mau muntah.
7) Ada anaesthesia, yaitu tidak bisa merasa apa-apa. Dan sering mendapat gangguan pada alat pernapasan.





Ada empat bentuk hysteria yaitu :
a) Hysteria minor ( bentuk lunak dari symptom hysteria )
Ditandai oleh serangan-serangan kekejangan atau comvulsive. Penderita suka menangis dan tertawa-tawa dengan tidak terkendali atau terkontrol, sebagai mekanisme pelepasan emosi-emosi yang kuat.
b) Hysteria mayor ( hysteria konversia )
Ada transformasi dari konflik-konflik psikis kedalam symptom-simptom fisik atau organis atau jasmaniah yaitu berbentuk, rasa bingung, genpar, heboh, kadng-kadang penderita melakukan gerak-gerikmirip symptom epileptis, semua gangguan psikoneurotis tersebut disebabkan oleh rasa kecemasan yang ditransformasikan atau di ubah dalam symptom fungsional pada organorgan atau bagian tubuh dan berlangsung di bawah control syaraf kemauan, jadi disadari segenap symptom keluar atau dilakukan dengan sengaja, untuk mengurangi kecemasan, pada galibnya hysteria mayor ini merupakan simbolisasi atau ekspresi dari konflik-konflik mental yang tersembunyi.

Reaksi hysteria antara lai berwujud hilangnya rasa sensoris atau anaesthesia, hilangnya rasa pengecap, menjadi buta atau tuli ada pula bentuk paralisa atau kelumpuhan , paresis atau lumpuh sebagian, aphonia atau tidak bisa bicara, dan hemiplegia ( lumpuh pada satu sisi badan ) .

Bisa juga berupa gangguan dyskinesis atau gangguan gerak, yaitu : tics, tremor, sikap badan yang salah atau catalepsy yaitu seluruh tubuh menjadi kaku, mengalami kejang-kejang dan jadi pingsan. Symptom-simptom tadi sering kali berupa perbuatan pura-pura atau di buat berlebih-lebihan simptomnya , dengan tujuan mendomonir dan mentiransir lingkungan melalui kelemahan dan rasa invalidismenya atau bertujuan menghindari tugas-tugas, tanggung jawab dan situasi yang tidak disenangi dan bisa di maafkan segala kelemahan serta kegagalannya lalu dirinya dikasihani.


Ringkasya reaksi-reaksi konversia ini merupakan symptom-simptom ganguang yang secara logis atau simbolis berkaitan dengan konflik-konflik psikologis atau berupa usaha untuk menghilangkan kecemasan dan ketegangan.

c) Hysteria narkolepsi, ( narko atau narcosis sama juga dengan lumpuh terbius, tidur terus menerus seperti terbius.
Ada kecendrungan kuat untuk terus menerus tidur disebabkan oleh symptom histeris ( bukan oleh kelelahan atau oleh penyakit tidur ), tidurnya berlangsung dari beberapa jam sampai bebrapa hari, si penderita banyak tersenyum-senyum dan berkata-kata selagi tidur.

Sebab-sebabnya ialah kelemahan jasmani ditambah pengalaman-pengalaman emosional yang tidak menyenangkan timbul kemudian fantasi tentang mati, tidur atau jadi pingsan dalam tidurnya, penderita ingin melupkan semua konflik batin dan derita hidupnya atau dia ingin mati saja dalam tidurnya.

d) Hysteria anoreksi ( tanpa lapar )
Penderita tidak merasa lapar dan menolak untuk makan, ini berlangsung selama beberapa hari, beberapa bulan, sampai beberapa tahun, sehingga berakibat patal. Yaitu mati kelaparan, penolakan untuk makan biasanya dimulai dengan gejala sakit perut dan rasa nyeri pada lambung, lalu tidak ada nafsu makan dan benar-benar orang yang bersangkutan juga tidak merasa lapar.

Sebab-sebab hysteria anoreksi antara lain adalah :
1) Ada sikap berhati-hati yang ekstrim tentang makanan , yang kemudian berkembang menjadi fobia terhadap makanan.
2) Ada ide fixed atau fikiran melekat yang salah bahwa makanan itu adalah vulgair, rendah, kasar, menjijikkan, tidak pantas dan lain-lain, sehingga pasien menolak untuk minum dan makan.
3) Ada pengalaman – pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, sehingga timbul keinginan kuat ( yang ditekan ) untuk mati kemudian ditransformasikan dalam bentuk sikap tidak mau makan.

Cara penyembuhan symptom hysteria
a) Dengan hukuman-hukuman dan terapi kejutan sering berhasil. Akan tetapi ada kalanya juga tidak menumbuhkan mekanisme adjustment yang tepat dan positif. Sehingga terapi tersebut gagal.
b) Dengan memberikan sugesti untuk menyadarkan penderita pada realitas hidup dan menemukan mekanisme penyesuaian diri yang sehat. Lalu mengarah pada integrasi serta keseimbangan pribadi.
c) Menganalisa element-element yang ditekan dan menyadarkannya. Semua ide fixed dilenyapkannya dan unsur-unsur dissosiasi diintegrasikan dengan kepribadian. Bila pasien menyadari sifat dari kesukarannya dan menyadari kelemahan sendiri, symptom-simptom akan hilang dengan sendirinya.
d) Usaha redukasi melalui pemberian motivasi-motivasi hidup yang luhur mengarahkan pada tujuan hidup yang berarti, memberi sugesti-sugesti, di arahkan agar pasien mau berfikir kritis dan menggunakan insighat, menghilangkan ide-ide fixed.

Pasien harus menyadari, bahwa symptom-simptomnya itu adalah akbat dari cara berfikir, cara bertindak dan cara penyesuaian diri yang salah terhadap segenap kesulitan hidup yang dihadapi.
Termasuk dalam gejala-gejala fisik antara lain, ialah :
a) Lumpuh hysteria
Yang dimaksud dengan lumpuh hysteria, adalah lumpuhnya salah satu anggota fisik, akibat tekanan atau pertentangan batin yang tidak dapat diatasi. Biasanya si sakit menggunakan gejala ini secara tidak sadar untuk membela diri dan untuk mengatasi kesukaran-kesukaran yang dihadapinya. Biasanya gejala lumpuh itu terjadi tiba-tiba dan si sakit sebelum itu tidak merasa apa-apa.

Contoh :
Di waktu perang, seorang anggota militer diserang oleh lum¬puh pada jari telunjuknya. Jari tersebut tiba-tiba lumpuh (tidak bisa digerakkan) di waktu ia berhadapan dengan musuh. Pada waktu dioperasi ternyata tidak terdapat apa-apa pada jari tersebut dan tiada satupun di antara urat saraf yang ter¬ganggu. Dari penelitian selanjutnya terbukti bahwa kelum¬puhan telunjuk itu adalah akibat dari perasaan himbang waktu ia akan menembak musuhnya. Ia bimbang antara menembak (matinya musuh) dengan tak ingin menembaknya. Akhirnya kelumpuhan jarinya itu menolongnya dalam mengatasi problemnya.

Contoh lain :
Seorang gadis tiba-tiba Langan kanannya lumpuh, tidak bisa lagi digunakan untuk bekerja. Si gadis cepatcepat dibawa kei- rumah sakit, supaya segera dapat tertolong. Tetapi, setelah d periksa dokter antara lain dengan sinar X, terbukti bahwa tidak satupun bagian urat, otot dan sebagainya dari tangan itu yang rusak atau tidak teratur jalannya. Akhirnya, riwayat hidup dan pengalaman-pengalaman si gadis diselidiki, dan ter¬bukti bahwa ada satu peristiwa yang menyebabkan lumpuh tangannya itu. Suatu ketika si gadis berkenalan dengan se¬orang malia:'iiswa pada Fakultas Kedokteran. Perkenalan mereka makin lama makin intim, dan hubungan antara keduanya telah diketahui oleh orangtua si gadis. Si pemuda berjanji akan kawin dengan gadis tersebut, apabila ia telah selesai dari
Studinya. Setelah ia tamat dan menjadi dokter, ia minta supaya si gadis bersabar dulu, karena ia ingin bekerja (merasakan menjadi dokter) lebih dahulu, sebelum berumahtangga. Sementara itu hubungan biasa berjalan terus. Tidak lama yang sesudah itu dokter muda itu pindah praktek ke kota yang jauh dan kota tempat si gadis itu tinggal.





Sejak itu hubungan antara keduanya hanya dengan surat- menyurat. Orang tua si gadis mulai gelisah melihat keadaan anaknya, yang ditinggalkan begitu saja oleh dokter tersebut, dan melarang anaknya menulis surat dan menyuruh agar hubungan itu diputuskan saja, karena mengira bahwa dokter itu tidak mau mengawini anaknya. Larangan itu makin keras, dan si gadis diancam dengan hukuman, jika ia tidak memutus¬kan hubungannya itu.
Si gadis bimbang, karena ia ingin menulis surat kepada dokter yang masih diharapkannya, tapi ia takut Melanggar perintah orang tunya. Akibatnya ia mengalami pertentangan batin yang tidaak dapat diatasinya, akhirnya tiba-tiba ia merasa bahwa tangannya yang kanan tidak bisa bergerak lagi. Kelumpuhan tangannya itu, menolongnya (secara tidak sadar) dal am menghadapi kesukaran tersebut.

b) Cramp hysteria
Cramp hysteria disebabkan pula oleh tekanan perasaan, yang seringkali terjadi pada penulis yang mencari penghidupan dengan tulisan-tulisannya. Apabila is mengalami bahwa tulisannya tidak banyak mendapat sambutan orang, is kadang-kadang dihinggapi oleh cramp pada jari-jarinya waktu akan menulis. Tapi untuk pekerjaan lain masih bisa digunakan jari-jari itu.
Cramp hysteria itu banyak pula kejadian pada pemain-pemain biola, jurutik, tukang jam dan pegawai-pegawai di kantor telepon. Penyakit-penyakit itu terjadi karena kegelisahan dan kecemasan yang dirasakannya akibat kebosanan menghadapi pekerjaan¬-pekerjaan itu.

c) Kejang hysteria.
Kejang hysteria yaitu badan seluruhnya menjadi kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat keras, disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan, tapi air mata tidak keluar. Kejang-kejang ini biasanya terjadi pada siang hari selama beberapa menit saja, tapi mungkin pula sampai beberapa hari lamanya.


Di antara tanda-tanda kejang hysteria ialah, dalam pandangan matanya terlihat kebingungan. Setelah kejadian itu, biasanya si sakit kebingungan, tidak mau bicara atau menjawab pertanyaan¬pertanyaan yang diajukan kepadanya. Biasanya serangan ini terjadi akibat emosi yank sangat menekan, seperti rasa tersinggung, tertekan perasaan, penyesalan, sedih dan sebagainya. Orang yang terserang itu biasanya berusaha memegang, atau menarik apa saja yang dapat dicapai. Sebaiknya orang yang diserang kejang hysteria itu ditinggalkan saja sebagaimana adanya.

Contoh :
Seorang calon mahasiswi berurnur 20 tahun sedang menjalan¬kan masa prabakti. Ketika apel tengah hari dengan kawan¬kawannya tiba-tiba ia jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Teman-temannya kebingungan dan berusaha menolongnya, tetapi tak berhasil. Setelah akhirnya dia sadar, si gadis memandang ke sekelilingnya dengan mata kebingungan, dan minta gado-gado. Kawan-kawannya sernakin bingung.
Setelah penelitian, terbukti bahwa si gadis tinggal dengan ibu tiri yang sangat membatasi kebebasan dan belanjanya. Waktu masa prabakti itu, ia sangat sedih, karena memerlukan uang jajan lebih banyak, tetapi takut memintanya kepada orang-tuanya.
Ketika ia merasa lapar ia teringat akan kesusahan sehari-hari yang selalu dialaminya di rumah dan terlihatlah gejala-gejala itu.

Banyak dapat dikemukakan contoh-contoh seperti itu yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Orang tiba-tiba pingsan, tegang dan kaku badannya, yang disangka karena sakit ayan, sawan atau keno nu na-guna. Pada hal gejala,ini adalah akibat dari rasa tertekan dan Icegelisahan yang terlalu hebat.

d) Mutisnt (hilang kesanggupan berbicara)
Mutisnt itu ada dua macam, pertama tak sanggup berbicara dengan suara keras dan kedua tak dapat berbicara sama sekali.


Hilangnya kemampuan untuk berbicara itu, bukan disebabkan oleh kerusakan pada alat-alat percakapan seperti lidah, kerong¬kongan, pernapasan dan sebagainya. Alat-alat itu masih dapat melakukan fungsinya, tetapi orang tidak bisa berbicara. Biasanya gejala ini terjadi akibat tekanan perasaan, kecemasan, putus asa, merasa hina, gagal dan sebagainya.
Contoh :
Seorang laki-laki berumur 42 tahun, badannya tegap, tiba¬-tiba hilang kemampuannya untuk berbicara. Ia berusaha keras mengeluarkan kata-kata, tetapi tidak berhasil. Hilangnya kemampuan berbicara itu berlangsung sampai berbulan- bulan. Dalam pemeriksaan dokter, terbukti tidak ada ke¬rusakan apa-apa pada alai percakapannya.
Dari penyelidikan terhadap latar belakang kehidupannya terbukti bahwa gejala itu mulai tampak ketika dilaksanakan landreform terhadap tanahnya. Rupanya ia tidak dapat menerima tindakan pemerintah mengambil tanahnya untuk dibagikan kepada orang lain. Tetapi penolakannya itu tidak dapat diucapkannya, karena takut akan dianggap menentang hukum. Timbullah pertentangan batin dalam dirinya antara ingin membela haknya, dengan takut akan hukuman yang mungkin diterimanya akibat pembelaan itu. Demikian besar¬nya pertentangan batin itu, sehingga lidahnya menjadi lumpuh, tidak bisa bicara, sebagai penyelesaian dari ke¬tegangan batin dan tekanan perasaan itu.
Termasuk dalam gejala-gejala yang berhubung dengan mental antara lain ialah :

(a) Hilang ingatan (amnesia)
Hilang ingatan atau lupa akan kejadian-kejadian tertentu dalam hidup sangat erat hubungannya dengan emosi. Hilang ingatan atau lupa ini mungkin hanya lupa akan. kejadian-kejadian tertentu dan ada pula lupa yang sungguh-sungguh. Ia lupa akan segala sesuatu, akan semua orang yang pernah dikenalnya, bahkan lupa akan dirinya, namanya, rumahnya, pekerjaannya dan sebagainya.




Contoh :
Seorang petani ditemui dalam keadaan sedang linglung, lalu dibawa ke rumah sakit. Waktu ditanya namanya, rumah¬nya, pekerjaannya dan sebagainya, satupun tidak bisa di¬jawabnya, karena ia lupa akan semuanya itu. Waktu diperiksa badannya tidak ditemui sesuatu penyakit, atau, gangguan kesehatan fisik. Setelah beberapa hari di rumah sakit, barulah ia sadar dan menanyakan apa sebabnya ia dibawa ke rumah sakit.
Sejak itu barulah dapat diketahui namanya, dari mana datang¬nya dan apa yang terjadi pada dirinya. Dia menceritakan bahwa ia seharusnya pergi ke kantor polisi, karena ia telah menyebabkan kematian seorang tua, ketika ia mendorong gerobak sayurnya di salah satu tikungan jalan dan sangat sukar baginya menghindari kecelakaan itu.
Kejadian itu sangat membingungkannya dan menyebabkannya sangat takut dan gelisah. Ketika ia menceritakan peristiwa itu kepada kawannya, mereka menakut-nakuti dan menyuruhnya pergi ke kantor polisi. Di jalan waktu menuju kantor polisi itulah terjadinya peristiwa lupa akan dirinya itu, karena ia takut akan dihukum mati oleh polisi.

(b) Kepribadian kembar (double personality)
Kepribadian kembar adalah salah satu gejala hysteria, yang disebabkan oleh kegelisahan yang amat sangat, dan dijadikan cara untuk menghukum dirinya atau melepaskan diri dari ketegangan batin, kecemasan atau konflik yang dirasakannya. Dalam hal ini si sakit secara tidak sadar mengurung kepribadiannya yang pertama, sampai terpisah sama sekali dari alam kenyataan. Disamping menghukum diri, hal ini digunakan juga sebagai penarik perhatian orang kepadanya.
Dalam kepribadian kembar, tindakan-tindakan yang negatif terlihat jelas sekali, di mana penderitanya tidak mungkin bekerja sama dengan orang-orang yang sebelum sakit sering berhubungan dengannya. Penderita mendapat dua keuntungan yang jelas tanpa disadari yaitu, pemisahan sama sekali, dan penekanan yang sempurna. Dalam pertama, si sakit menjauhkan sama sekali dari kesadarannya. Semua aspek kehidupan yang mencakup perasaan, tindakan, pengalaman-pengalaman dan keseluruhan kepribadian yang lania, terpisah dari kesadarannya. Dalam hal kedua, salah satu kepribadian ditekan dengan jalan melupakan segala pengalaman-pengalanian yang dilaluinya dan .menghapus. kannya dart ingatan. Hal ini dilakukan oleh kepribadian yang kedua.

Contoh :
Seorang istri yang berumur 22 tahun, cantik dan mempunyai dua orang anak, tiap-tiap bulan Juni menghilang, tanpa se¬orangpun mengetahui ke mana ia pergi. Setelah berlalu beberapa hari, ia kembali pulang. Ketika ditanyakan ke mana perginya, ia menjawab pendek : tidak tabu. Memang ia tidak tabu ke mana ia selama waktu tersebut. Air mukanya menun¬jukkan bahwa dia tidak membohong dan tidak berdosa, tapi kesehatannya kelihatan mundur, pakaiannya tidak teratur dan sebagainya.

Sebenarnya pada tahun pertama dari perkawinannya, suami telah melihat bahwa pada bulan Mei, istrinya sangat penge¬lamun, terutama ketika mendengar musik atau lagu-lagu, Suaminya menyangka bahwa istrinya mencintai seorang laki¬-laki lain dan berniat membunuh isterinya jika ditemuinya dengan laki-laki lain itu. Waktu istrinya menghilang pada bulan Juni, ia ditemui di suatu kota lain. Pada mulanya suami menuduh istrinya telah berlaku serong, akan tetapi ia menyangkal, dan pada wajahnya tampak bahwa ia tak ber¬dosa, dan suaminya percaya kepadanya. Sejak itu suami selalu mengawasi istrinya, akan tetapi tak ada satupun keanehan yang terlihat. Hanya si istri merasa kesepian, dan untuk mengisi waktu dan kekosongan itu ia membaca buku, majalah-¬majalah dan sebagainya. Akan tetapi semuanya itu tidak menolong. Pada bulan Juni berikutnya istrinyapun menghilang kembali. Ternyata istrinya diserang oleh penyakit kepribadian kembar, karena terlalu berat tekanan perasaan yang diderita¬nya sejak kecil. Demikian juga dalam berkeluarga, suaminya tidak dapat memberi perhatian dan kepuasan kepadanya.






(c) Mengelana secara tidak sadar (fugue) :
Salah satu gejala hysteria lain ialah, orang pergi mengelana berjalan tanpa tujuan, tidak tabu mengapa ia pergi dan kemana ia pergi.

Contoh :
Seorang laki-laki berumur 30 tahun, pada suatu hari berang¬kat dari rurnahnya dengan tujuan pergi menghadiri rapat. Akan tetapi ia tidak sampai ke tempat rapat dan tiga hari kemudian ia ditemui berada di kota lain yang tidak begitu jauh dari kotanya. Ia tidak dapat mengingat apa-apa yang telah terjadi pada dirinya dan mengapa ia sampai ke sana. Dari penelitian terbukti, bahwa laki-laki ini mempunyai hubungan dengan seorang wanita yang telah bersuami. Ia sangat takut bila rahasianya terbongkar. Pada waktu ia akan berangkat ke tempat rapat itu telepon berbunyi, lalu diangkatnya, akan te¬tapi tidak ada yang menjawab. Tanpa curiga sedikitpun, ia pergi. Selagi mengendarai mobilnya, tiba-tiba ia rnelihat di belakangnya ada mobil yang dikendarai oleh swami wanita ter¬sebut. Timbullah keeemasannya, mobil dihentikannya dan ia melompat ke luar, lari tanpa tujuan. Akhirnya ia sampai ke tempat di mana ia ditemui dalam kebingungan.Ketika berlari itu, ia didorong oleh rasa takut yang amat sangat dan ke¬inginan untuk lari dari kesukaran yang dihadapinya itu.

(d) Jalan-ialan sedang tidur (somnabulism) :
Orang yang diserang oleh gejala ini dikuasai oleh sejumlah pikiran dan kenang-kenangan yang berhubungan satu sama lain. Meskipun ia sedang tidur, tapi masih dapat mengenal dan membedakan mana pintu yang tertutup dan mana yang terbuka, dan mudah disuruh kembali ke tempat tidurnya. Waktu bangun pagi harinya, ia tidak tahu .apa yang terjadi pada dirinya waktu tidur itu.
Contoh :
Seorang anak berumur 6 tahun, tiap-tiap malam sedang tidur selalu berjalan-jalan. Kadang-kadang naik ke jendela, mem¬buka piutu dan sebagainya.
Setelah diperiksa, terbukti bahwa si anak mempunyai watak yang keras, pendiam, dan suka mengganggu dengan suatu eara, yang menyebabkan orang tidak menyangka bahwa ia yang bersalah. Orangtua anak ini, mempunyai banyak anak, semuanya masih kecil-kecil. Dalam mendidik anak-anaknya mereka sering menggunakan kekerasan, sering memukul, kadang-kadang sampai berbekas pada badan anak-anaknya. Dan yang paling sering dipukul adalah anaknya yang menderita penyakit itu.
Rupanya si anak ingin lari dari orangtua yang sangat kejam itu, akan tetapi ia tidak berani, karena tidak tahu ke mana ia akan pergi. Timbul pertentangan dalam batinnya antara ingin inenghindari kekerasan orangtua, dengan takut berpisah dari mereka. Akhirnya sedang tidur, ia masih dikuasai oleh pikiran¬pikiran ingin lari itu. Gejala-gejala itu disebabkan oleh kegon¬cangan jiwa, kecemasan, tekanan perasaan, ketakutan dan sebagainya.



Histeria terjadi akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan dan pertentangan batin.
Macam-macam Histeria:
1. Lumpuh Histeria: kelumpuhan salah satu anggota fisik. Penyebab hysteria ini adalah adanya tekanan pertentangan batin yang tidak dapat diatasi.
2. Cramp Histeria: Cramp yang terjadi pada sebagian anggota fisik. Penyebab dari hysteria ini adanya tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan yang dirasakan akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-pekerjaannya.
3. Kejang Histeria: yaitu badan seluruhnya menjadi kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat keras disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan tetapi air mata tidak keluar. Penyebabnya adalah emosi sangat tertekan, seperti tersinggung, sedih, dan rasa penyesalan.
. Diantara gejala-gejalanya ada yang berhubungan dengan fisik dan ada pula yang berhubungan dengan mental.
Termasik gejala-gejala fisik antara lain, ialah:
a)Lumpuhhysteria
b)Cramphysteria
c)Kejanghysteria
d)Mutism(hilangkesanggupanberbicara)
Termasuk dalam gejalas-gejala yang berhubungan dengan mental antara lain, ialah:
a)Hilangingatan(amnesiaI
b)Kepribadiankembar(doublepersonality)
c)Mengelanasecaratidaksadar(fugue)
d) Jalan-jalan sedang tidur (somnambulism)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan