A) Definisi Mental Disorder
Penyakit mental merupakan satu istilah umum bagi sebarang reaksi psikotis yang serius , baik yang bersifat psikogenis maupun organis sifatnya. Pada waktu sekarang orang lebih suka menggunakan istilah gannguan Mental ? mental disorder untuk penyakit mental , disebabkan oleh implikasi somatic atau organisnya dalam penggunaan istilah “penyakit”.
Disorder mental adalah bentuk penyakit , gangguan , dan kekacauan fungsimental atau kesehatan mental , disebabkan oleh kegagaln mereaksikan mekanisme adaptasi dari fungsi. Fungsi kejiwaan /mental terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan : sehingga muncul gangguan fungsional atau gangguan struktual dari satu bagian , satu orang, atau system kejiwaan / mental.
B) Mental Disorder Menurut Ahli
1. Abdul Mujib
Kekalutan mental atau mental disorder juga disebut suatu bentuk gangguan bentuk kekacauan fungsi mental (kesehatan mental) disebabkan oleh kegagalan mereaksi ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur pada satu bagian, satu organ atau sistem kejiwaan
2. J.P. Chaplin
Mental disorder ( gangguan , kekalutan , penyakit mental) itu adalah sebarang bentuk ketidak mampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidak mampuan tertentu . Sumber gangguan / kekacauannya bias bersifat psikogenis atau organis, mencakup kasus-kasus reaksi psikopatisdan reaksi-reaksi neurotis yang gawat,
3. Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks,
Penderitaan batin dalam ilmu Psikologi dikenal sebagai kekalutan mental (mental disorder). Menurut dirumuskan bahwa yang disebut kekalutan mental adalah sebagai berikut:
1. Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental.
2. Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (Patologi = Ilmu penyakit).
Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persolan yang harus diatasi, sehingga yang bersangkutan bertingahlaku secara kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan ujian, menggigit-gigit pensil.
C) Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1. Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
2. Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
D) Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
4. Predisposisi struktur biologisl jasmaniah dan mental atau kepribadian yang lemah
5. Konflik-konflik sosial dan konflik-konflik cultural yang mempengaruhi diri manusia.
6. Pemasakan batin (internalisasi) dari pengalaman yang keliru yaitu pencernaan pengalaman oleh diri individu secara keliru.
E ) Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut ini :
1. Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
2. Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
a. Agresi, serangan berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
b. Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
c. Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.
d. Proyeksi, usaha mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkat.
e. Indentifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
f. Narsisme, self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7. Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi dengan orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus pada sifat yang sinting.
Kecemasan atau ketakutan yang mengganggu fungsi normal boleh diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan. [7] Umumnya media diakui termasuk fobia khusus, gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, agoraphobia, gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan stress pasca-trauma.Lain afektif (emosi / mood) proses juga boleh menjadi teratur. Gangguan mood yang melibatkan kesedihan yang luar biasa mendedah dan berterusan, melankoli atau putus asa dikenali sebagai depresi Major atau depresi klinikal (ringan tapi masih depresi yang berpanjangan boleh didiagnosis sebagai dysthymia).
Gangguan bipolar (juga dikenali sebagai manik depresi) melibatkan abnormal "tinggi " atau ditekan negara suasana hati, yang dikenali sebagai mania atau hypomania, bergantian dengan suasana hati yang biasa atau tertekan. Apakah fenomena mood unipolar dan bipolar merupakan kategori yang berbeza dari gangguan, atau apakah mereka biasanya mencampur dan bergabung bersama sepanjang spektrum dimensi atau suasana hati, berada di bawah perdebatan dalam literatur ilmiah.
Pola kepercayaan, gunakan bahasa dan persepsi boleh menjadi teratur (misalnya delusi, gangguan berfikir, halusinasi). gangguan psikotik dalam domain ini termasuk skizofrenia, dan gangguan delusi. Gangguan schizoafektif adalah kategori digunakan untuk individu memaparkan aspek baik skizofrenia dan gangguan afektif. Schizotypy adalah kategori digunakan untuk individu memaparkan beberapa ciri-ciri yang berkaitan dengan skizofrenia tetapi tanpa pertemuan cut-off kriteria.
Kepribadian-ciri-ciri mendasar dari seseorang yang pengaruhnya atau fikiran dan perilaku di situasi dan masa-boleh dianggap gangguan jika dinilai abnormal kaku dan maladaptif.skim kategoris senarai sejumlah gangguan keperibadian yang berbeza tersebut, termasuk yang kadang-kadang digolongkan sebagai eksentrik (misalnya gangguan keperibadian paranoid, skizofrenia dan schizotypal), kepada mereka kadang-kadang digolongkan sebagai (gangguan kepribadian antisosial, borderline, munafik atau narsistik) dramatik atau emosional atau yang terlihat rasa takut yang berkaitan (avoidant, bergantung, atau obsesif-kompulsif gangguan keperibadian).
Jika ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan cukup kehidupan bermula dalam masa tiga bulan dari peristiwa tertentu atau situasi, dan berakhir dalam masa enam bulan selepas stressor berhenti atau dihilangkan, mungkin bukan digolongkan sebagai gangguan penyesuaian.
Ada sebuah konsensus muncul bahawa "gangguan keperibadian" apa yang disebut, seperti ciri-ciri keperibadian pada umumnya, sebenarnya menggabungkan campuran perilaku disfungsional akut yang menyelesaikan dalam tempoh yang singkat, dan maladaptif sifat temperamental yang lebih stabil [9] Selain itu., Ada juga skim non-kategoris bahawa tahap semua individu melalui profil dimensi keperibadian yang berbeza daripada menggunakan cut-off dari variasi keperibadian normal, misalnya melalui skim berdasarkan ciri keperibadian
Seksual dan gangguan identiti jantina boleh didiagnosis, termasuk gangguan dispareunia, identiti jantina dan homoseksualiti ego-dystonic. Berbagai jenis paraphilia dianggap gangguan mental (ghairah seksual ke objek, situasi, atau individu yang dianggap biasa atau berbahaya bagi orang atau orang lain).
F ) Ciri –Ciri Mental Yang Sehat
1. Ada koodinasi dari segenap tubuh,energy, potensi dan aktivitasnya.
2. Memiliki integrasi dan regulasi terhadap struktur kepribadian.
3.Efisien dalam setiap tindakannya.
4.Mudah mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, mampu berpartisipasi aktif dan lancar mengatasi semua masalah yang timbul pada perubahan – perubahan sosial.
G ) MENTAL DISORDER SERING TERJADI PADA :
1. Orang yang hidup dikota daripada orang yang hidup didesa
2. Pada orang dewasa dan usia tua dengan penyebab yang paling dominan adalah faktor kulutural dan faktor sosial
3. Secara spesifik, simtom psikotik banyak terjadi pada masa¬masa kritis perkembangan masa remaja, usia lanjut dan pada orang tua.
4. Kalangan dinas militer
5. Orang-orang dengan status ekonomi rendah
6. Gelandangan dari pedesaan karena tidak mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan sosial yang baru.
7. Wanita lebih banyak mengalami mental disorder daripada pria
8. Orang yang datang dari latar belakang keluarga yang berantakan (broken home)
9. Pada orang-orang yang tidak memiliki keyakinan agama (40% dari jumlah penderita)
10. Juga pada orang-orang yang sangat ekstrim dan fanatic serta ortodoks dalam menjalankan agamanya.
H ) Pengaruh Sosio Kultural Terhadap Timbulnya Mental Disorder:
1. Konflik dengan standar sosial dan norma etika.
2. Konflik Budaya
3. Masa transisi (kekosongan pemerintahan)
4. Menanjaknya aspirasi material
5. Broken home
6. Overproteksi dari orang tua
7. Rejected children
8. Cacat jasmani
9. Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan
10. Pengaruh buruk dari orang tua
I ) Ekspresi Mental Disorder
1) Banyak Konflik Bathin
a) Perasaan tercabik-cabik antara emosi¬- emosi yang saling bertolak belakang.
b) Hilangnya rasa harga diri dan kepercayaan diri
c) Merasa tidak aman dan terancam, dikejar oleh perasaan atau fikiran yang tidak
jelas, dan kecemasan yang berlebihan.
d) Kemudian menimbulkan agresifitas yang bila ditujukan keluar akan menyebabkan mudah untuk untuk menyerang orang lain dan bila ditujukan kedalam dapat menimbulkan keinginan untuk membunuh diri sendiri.
2) Terputusnya Komunikasi Sosial
a) Munculnya diorientasi sosial, delusi, curiga berlebih sehingga muncul perasan seperti di kejar oleh sesuatu, menjadi sangat agresif sehingga bisa melakukan penyerangan terhadap orang lain dan bunuh diri.
3) Adanya Gangguan Intelektual dan Gangguan Emosional
b) Munculnya ilusi optikal, halusinasi berat dan delusi. Gangguan affek, efek, emosi yang tidak tepat, berusaha melarikan diri dari kenyataan, mengalami kepribadian yang terpecah.
J ) Faktor Timbulnya Mental Disorder :
1) Pesatnya pembangunan yang cenderung memunculkan banyak masalah sosial dan gangguan mental
2) Individu yang tidak mampu untuk melakukan penyesuaian diri dengan perubahan- perubahan sosial yang sangat cepat dan proses modernisasi semakin berat menjadikan individu menjadi tidak nyaman sehingga timbul ketegangan dan tekanan bathin.
3) Persaingan hidup yang berat menjadikan banyak terjadi tindakan yang menyimpang seperti kriminalitas dan hal-hal yang terhubung dengannya, sehingga menimbulkan ketakutan dan ketegangan batin pada penduduk dan menjadi salah satu penyebab utama timbulnya macam-macam penyakit mental.
4) Kehidupan di perkotaan yang modern lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri dan individualism sehingga kontak sosial menjadi longgar dan tidak peduli akan kondisi orang lain.
5) Pengaruh lingkungan dan media massa yang cenderung untuk menampilkan standar hidup yang tinggi dengan semua kemewahan material menjadikan timbulnya kekalutan mental apabila
K ) Teori-Teori Mental Disorder
1) Teori Demonologis :
a) Menganggap bahwa kekalutan mental terjadi karena adanya unsur-unsur ghaib/setan dan roh jahat.
b) Adanya kekalutan yang dianggap jahat, yaitu yang bisa mencelakakan orang lain dan ada kekalutan yang dianggap ‘suci’.
c)Tingkahlaku abnormal yang dianggap sebagai perbuatan setan harus disembuhkan dengan pengusiran setan pula.
d) Penderita kekalutan mental diperlakukan secara tidak manusiawi.
2) Teori Naturalisasi:
a) Menyatakan bahwa kekalutan mental selalu berhubungan dengan fungsi fisik yang abnormal dan bukan karena penyebab spiritual atau gaib.
b) Menganjurkan untuk memperlakukan penderita gangguan kekalutan secara lebih manusiawi.
3 ) Teori Psikologis:
a) Menyatakan bahwa mental disorder timbul karena kebiasaan belajar yang patologis dan keliru.
4) Teori Intrapsikis:
a) Menyatakan bahwa gangguan mental sebenarnya terletak pada bentuk kesalahan karakter yang serius atau sebagai konflik yang menyusup tajam dan dalam pada kehidupan kejiwaan. Tingkahlaku yang menyimpang selalu berkaitan dengan gangguan – gangguan internal berupa kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan dan prosesnya menggangu dalam kepribadia seseorang.
5) Teori Behavioristis:
a) Menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar pada tingkahlaku abnormal merupakan sumber penyebab dari tingkahlaku abnormal.
6) Teori Psikoanalisa :
b) Menyatakan bahwa sumber segala gangguan mental terletak pada individu itu sendiri karena adanya konflik batin antara dorongan-dorongan infantile melawan pertimbangan yang matang dan rasional. Gangguan mental sesungguhnya merupakan bentuk pemukaan dari gangguan intrapsikis yang serius. Faktor-faktor budaya dan interpersonal adalah sumber penyebab tingkahlaku abnormal dan mental disorder.
7) Teori Behaviorisme
a) Menyatakan bahwa macam-macam sindrom mental disorder timbul melalui proses belajar dengan adanya penguatan , pemunahan dan generalisasi stimulus. Semua tingkahlaku abnormal timbul dari adanya pengkongsian dan lebih dititik beratkan pada simtomnya karena simtom itu merupakan penyakit tersendiri.
L ) Teori Sebab Meningkatnya Jumlah Penderita Disorder
1. Teori Kompleksitas Sosial, akibat dari pesatnya proses urbanisasi dan industrialisasi
2. Teori Konflik Kultural, karena jaman modern identik high tension culture yang penuh ketegangan, persaingan dan konflik terbuka maupun tersembunyi. Konflik ini mempersempit pilihan orang untuk mengembangkan aspirasi dan ambisinya. Frustasi yang timbul karena kegagalan mencapai tujuan atau obyektif tertentu memudahkan berkembangnya mental disorder.
3. Teori Konflik Kultural, karena jaman modern identik high tension culture yang penuh ketegangan, persaingan dan konflik terbuka maupun tersembunyi. Konflik ini mempersempit pilihan orang untuk mengembangkan aspirasi dan ambisinya. Frustasi yang timbul karena kegagalan mencapai tujuan atau obyektif tertentu memudahkan berkembangnya mental disorder.
M ) Kaitan Masalah Kebutuhan Manusia Dan Mental Disorder
Manusia berkeinginan untuk mempertahankan eksistensi hidupnya sehingga timbul dorongan , usaha dan dinamisme untuk memenuhi kebutuhannya.Bila proses ini menemui halangan atau terjadi frustasi maka akan timbul ketegangan dan konflik batin yang pada akhirnya akan memicu timbulnya kekalutan mental.
N ) Kebutuhan Dapat Dibahagi 3 Yaitu:
1. Kebutuhan fisik biologis ,organis atau kebutuhan vital
2. Kebutuhan sosial yang bersifat kemanusiaan atau disebut juga sosio- budaya
3. Kebutuhan metafisik , religius atau transcendental
O ) Aspek – Aspek Khusus Dari Dinamika Manusia
1. Otonomi Fungsional : Terjadi bila ada satu trauma atau luka jiwa berupa shock, penderitaan, jasmani – rohani yang hebat atau pengalaman hidup yang luar biasa sehingga mampu mengakibatkan luka jiwa yang sangat dalam dan mengakibatkan perubahan yang radikal terhadap hidup seseorang.
2. Frustasi : Suatu keadaan dimana satu kebutuhan tidak dapat terpenuhi dan tujuan tidak dapat tercapai karena adanya suatu halangan. Frustasi dapat menimbulkan dua bentuk respon yaitu :
a) Respon Negative : ( agresi, regresi, fiksasi, pendasakan, rasionalisasi, identifikasi, autisme)
Respon Positive : ( mobilasi dan penambahan aktivitas ,refleksi diri, penyerahan diri kepada Tuhan ,membuat dinamis ir – riil satu kebutuhan )
P ) Bentuk – Bentuk Mental Disorder
a) Psikopat (Pribadi yang sosiopatik, anti sosial atau dissosial)
b) Psikoneurosa
1)Hysteria
2)Bentuk dissosiasi kepribadian
a) Fugue
b) Somnabulisme
c) Multiple personality
3)Psikastenia yang sering dibarengi symptom-simptom:
a) Fobia
b) Obsesi
c) Kompulsi
4) Ticks atau gangguan gerak facial
5) Hipokondria
6) Neuroasthenia
7) Anxiety neuorosis
8) Psikosomatisme
a) Hypertension dan effort syndrome
b) Pepticulcer
Q ) Cara Mencegah Mental Disorder :
1) Selalu memelihara kebersihan hati, pikiran dan jiwa
2) Bertingkahlaku yang sesuai dengan norma susila agar tidak banyak mengalami konflik bathin yang serius dan tidak banyak mengalami konflik dengan lingkungan.
3) Adanya disiplin diri
4) Berusaha untuk berfikir dan bertindak dengan wajar, tanpa perlu menggunakan mekanisme pertahan diri yang negatif
5) Berani untuk mengahdapi kesulitan, memecahkannya dengan solusi yang konkrit dan tidak melarikan diri.
Daftar Pustaka
1. Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada
2. Dra. Kartini Kartono, Psikologi Abnormal & Pathologi Seks,Mandar Maju , Bandung,
3. Dra. Kartini Kartono,Hygiene Mental, Mandar Maju , Bandung,
4. Dra. Kartini Kartono,Patologi Sosial, Raja Grafindo Persada,Jakarta
5. http://anthoine.multiply.com/journal/item/120/KEKALUTAN_MENTAL
6. N. Daldjoeni, M. Suprihadi Sastrosupono, Ilmu Budaya Dasar,Universitas Kristen Satya Wacana
By: ZULFADHLI,MUHAMMAD ZUBAIR,ABDUL HADI
Tiada ulasan:
Catat Ulasan