Ahad, 12 Disember 2010

Emosi, Perasaan dan Jiwa

Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.
Secara umumnya emosi penting untuk manusia kerana ia dapat membantu dan mempermudahkan manusia dalam kehidupan di dunia ini.
Arti Jiwa menurut para ahli :
- Aristoteles
• Anima vegetativa (jiwa pada tumbuhan), makan dan minum
• Anima sentitiva (Jiwa pada hewan) : berpindah tempat, nafsu, mengamati dan menyimpan pengalaman.
• Anima intelektiva (Jiwa pada manusia) : berpikir dan berkemauan.
- KI hajar Dewantara
• Kekuatan yang menyebabkan : manusia dapat hidup, berpikir, perasaan, berkehendak(budi), Mengerti atau insaf akan gerak jiwanya.
Didalam sebuah artikel dijelaskan bahwa jiwa mampu menyimpan semua memori dari semenjak sejak lahir sampai jasad meninggal. Ibarat sebuah server yang besar, mampu menyimpan data yang besar pula. Tidak ada yang luput dari server ini, semua tersimpan dengan baik. Baik itu data kejahatan maupun data kebaikan. Berbeda dengan memori otak yang sangatlah terbatas.
Perasaan sejatinya mewakili sekian banyak “rasa” atau “sensasi” yang hadir dalam diri manusia untuk kemudian terekspresikan dalam perbuatan, mulai dari marah, benci, takut, cemas, berani, cinta, kasih sayang, sedih, bahagia, gembira, euforia, dan sebagainya.
Dengan demikian, pengertian perasaan sangat erat kaitannya dengan pengertian emosi. Keduanya adalah sinonim, hanya beda dalam bahasa. Perasaan adalah “terjemahan” yang paling mendekati dari kata emosi dalam bahasa Indonesia.
Secara termonologi, emosi sendiri berasal dari bahasa Latin; “movere”, yang berarti bergerak atau menggerakkan. Bukankah emosi membuat seseorang bergerak menjauh atau mendekat? Bukankah perasaan pun menjadikan seseorang bergerak melakukan suatu tindakan?
Dengan demikian, perasaan dapat didefinisikan sebagaimana emosi didefinisikan, yaitu suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta tergambarkan dalam bentuk ekspresi tertentu.
Perasaan dapat diidentifikasi secara psiko-fisik karena kehadirannya terkait langsung dengan jiwa dan fisik manusia. Ketika tengah dilanda kesenangan yang memuncak, manusia akan mendapatkan kepuasan secara psikis. Secara fisiologis, yang bersangkutan pun akan merasakan sejumlah gejala, semisal jantung yang berdebar, naiknya adrenalin, mata berbinar, keluar keringat, langkah kaki menjadi ringan, dan sebagainya.
Hal ini senada dengan Richard Lazarus, seorang pakar emosi manusia dari Universitas California. Dia mengungkapkan bahwa perasaan atau emosi merupakan sebuah bentuk kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dan karakter secara luas—dalam bernapas, denyut nadi, produksi kelenjar, dan sebagainya—dan dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang ditandai dengan adanya sebuah sensasi kuat dan biasanya dorongan dalam bentuk nyata dari suatu tingkah laku.

Nama : Verawati Jevia
Nim : 10942008518
Mata Study : Kesehatan Mental
Dosen : M. Fahli Zatra Hadi, S. Sos. I

Tiada ulasan:

Catat Ulasan