Jumaat, 15 Oktober 2010

ADJUSTMENT & MALADJUSTMENT

• Adjustment
Example seseorang yang bisa disebut “Adjustment” dari hasil pengamatan saya, seperti salah seorang sepupu saya, namanya Rival, umurnya kira-kira 20 tahunanlah, lokasi tempat tinggalnya di Sukajadi, anak pertama dari 4 bersaudara, perawakannya tinggi, putih, keren…,proporsional sich law menurut “Abege2” sekarang,,gayanya update lage. Secara anak band gito.
Selaen sifatnya ramah, murah senyum, tidak sombong and rajin menabung…,hehe…., pergaulannya luaas, dari anak2 punk , anak pejabat, anak pengusaha ampe tu anak-anak band yang cukup berada lah, semuanya dijadiin teman, di lingkungan rumahnya sendiri dia dianggap pemuda yang baek. Dia bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun dia berada. Emang sich rada-rada bandel dalam masalah pendidikan, maklum coz sibuk dengan aktifitasnya ngeband dengan teman-temannya, sampe akhirnya sekolahnya pun ga selesai sampe SMU,
Walaupun kemaren sempat ngajuin demo albumnya ke studio rekaman di jakarta bersama teman-temannya, tapi ampe sekarang masih di tolak juga, tetapi dia tetap mempunyai semangat untuk terus maju dan pantang menyerah, karena sikap adjustmentnya itu, terkadang kalau dia ga lagi ngeband ama teman-temannya, selalu ada tawaran tuk dia manggung di mall-mall, karena keahliannya dalam bermain drummer itu. yach..itulah dia, karena interaksinya yang baik terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya, maka dimanapun ia berada ia akan mudah diterima.

• Maladjustment
Example seseorang yang “Maladjustment” dari hasil pengamatan saya, sebut saja namanya Idil, ia tumbuh dalam keluarga yang kurang agamis, pendidikannya pun hanya sampai sekolah dasar. Umurnya sekitar 24 tahun. Idil…, ya itulah panggilan sehari-harinya di lingkungan tempat tinggal saya, dia cukup “terkenal”. Terkenal karena kelakuan buruknya, sering mabuk-mabukan, nyabu, tawuran, mencuri, dan hal-hal buruk lainnya yang bersifat sangat mengganggu ketentraman masyarakat. Keluar masuk penjara bukan hal yang baru baginya, malah sudah menjadi kebiasaan. Ntah sudah berapa banyak sumpah serapah yang dialamatkan kepadanya, karena terlalu kesalnya orang-orang melihat prilakunya.
Karena terlalu seringnya ia mengkonsumsi narkoba, mungkin hal itulah yang mengakibatkan jaringan-jaringan otaknya terganggu. Sehingga 2 minggu yang lalu penyakit “gila” nya kambuh lage, setelah beberapa bulan yang lalu sudah dinyatakan sembuh oleh RSJ, terkadang dalam kondisi yang seperti itu dia rusuh, mengganggu orang-orang di jalanan, mengamuk tak tentu arah, sehingga 4 hari yang lalu dia sempat dibawa ke kantor polisi, tetapi setelah dicek ternyata, dia masih gila, akhirnya polisi membebaskannya. Dan karena keterbatasan ekonomi keluarganya juga untuk membawanya kembali ke RSJ, yach ampe sekarang masih berkeliaranlah dia di lingkungan sekitar rumahnya. Tetapi insyaAllah penyakit “gila” nya saat ini tidak terlalu mengganggu atau membahayakan orang lain, malah dia sempat memakai pakaian gamis sambil menyalami semua orang di jalanan, sambil meminta maaf dan menyuruh orang bertobat. Dan menyanyikan lagu-lagu yang ga jelas. Wallahualam, entah sampai kapan kondisinya seperti itu.
Yach.. itulah dia, karena interaksinya yang tidak baik terhadap dirinya, orang lain, maupun lingkungannya, maka dimanapun ia berada, dia tidak akan diterima. Maka pantaslah ia disebut seseorang yang “maladjustment”.

By: Verawati_Jevia

Tiada ulasan:

Catat Ulasan