Selasa, 26 Oktober 2010

Konsep Manusia Dalam Kaitan Dengan Bimbingan Konseling

Konsep Manusia Dalam Kaitan Dengan Bimbingan Konseling

Para penulis di Eropa dan Amerika telah banyak mencoba untuk
memberikan deskripsi tentang hakikat manusia (dalam Prayitno dan Erman Amti,
2004:140):
1. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya khususnya apabila ia berusaha memanfaatkan
kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
3. Manusia berusaha terus-menerus mengembangkan dirinya dengan pendidikan.
4. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi lebih baik dan buruk.
Sedangkan menurut Sigmund Freud (dalam Syamsu dan Juntika, 2008:
109)hakikat dari manusia:
1. Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi
tak sadar, dorongan-dorongan biologis, dan pengalaman masa kecil.
2. Dinamika kepribadian berlangsung melalui pembagian energi psikis kepada id,
ego dan superego yang bersifat saling mendominasi.
3. Manusia memiliki naluri-naluri seksual (libido seksual) dan agresif; naluri
kehidupan (eros) dan kematian (tonatos).
4. Manusia bertingkah laku dideterminasi oleh hasrat memperoleh kesenangan
dan mneghindari rasa sakit (pleasure principle).
5. Manusia pada dasarnya bersifat pesimistik, deterministik, mekainistik, reduksionistik

Menurut Virginia Satir (dalam Prayitno dan Erman Amti, 2004:140)
memandang bahwa manusia pada hakikatnya positif. Setelah mempelajari ribuan
keluarga secara mendalam, Satir berkesimpulan bahwa pada setiap saat, dalam
suasana apapun juga, manusia berada dalam keadaan yang terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu. Diyakini juga bahasa
manusia pada dasarnya bersifat rasional dan memiliki kebebasan serta
kemampuan untuk membuat keputusan dalam hidupnya.

Deskripsi di atas telah memberikan gambaran secara mendasar tentang manusia. Gambaran itu akan lebih lengkap jika ditambahkan hal-hal berikut:
• Manusia adalah makhluk. Dari tinjauan agama, pengertian makhluk ini
memberikan pemahaman bahwa ia terikat kepada Tuhan, yaitu keterikatan
sebagaimana menjadi dasar penciptaan manusia itu sendiri.
• Manusia adalah makhluk yang memiliki derajat tertinggi karena dianugerahi akal serta dijadikan pemimpin bagi makhluk-makhluk lain diatas bumi.
• Keberadaan manusia dilengkapi dengan empat dimensi kemanusiaan yaitu
dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan.
Keempat dimensi tersebut dikembangkan secara menyeluruh, terpadu, selaras, serasi, dan seimbang demi terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang seutuhnya.
Hakikat manusia sebagaimana tergambar di atas akan terwujud selama
manusia itu ada.. Namun untuk mengoptimalkan perwujudan kemanusiaan itu,
upaya-upaya pembudayaan, pendidikan dan konseling perlu didasarkan pada
pemahaman tentang hakikat manusia itu agar upaya-upaya tersebut lebih efektif
dan tidak menyimpang dari hakikat manusia itu sendiri.

Deskripsi di atas telah memberikan gambaran secara mendasar tentang manusia. Gambaran itu akan lebih lengkap jika ditambahkan hal-hal berikut:
• Manusia adalah makhluk. Dari tinjauan agama, pengertian makhluk ini
memberikan pemahaman bahwa ia terikat kepada Tuhan, yaitu keterikatan
sebagaimana menjadi dasar penciptaan manusia itu sendiri. Untuk apa
manusia diciptakan? Yaitu untuk mengabdi kepada Tuhan demi
kebahagiaannya.
• Manusia adalah makhluk yang memiliki derajat tertinggi karena dianugerahi akal serta dijadikan pemimpin bagi makhluk-makhluk lain diatas bumi.
• Keberadaan manusia dilengkapi dengan empat dimensi kemanusiaan yaitu
dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan. Keempat
dimensi tersebut dikembangkan secara menyeluruh, terpadu, selaras, serasi,
dan seimbang demi terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang seutuhnya.
Hakikat manusia sebagaimana tergambar di atas akan terwujud selama
manusia itu ada.. Namun untuk mengoptimalkan perwujudan kemanusiaan itu,
upaya-upaya pembudayaan, pendidikan dan konseling perlu didasarkan pada
pemahaman tentang hakikat manusia itu agar upaya-upaya tersebut lebih efektif
dan tidak menyimpang dari hakikat manusia itu sendiri.

Nama : Nur Aein
Jurusan : BPI
Semester : III

Tiada ulasan:

Catat Ulasan