Selasa, 26 Oktober 2010

Konsep Manusia dalam Kaitan Dengan Bimbingan Konseling

Manusia adalah mahkluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Sehingga manusia harus dapat hidup berkelompok dan menyesuiakan dengan lingkungan sekitar.
“Menurut Victor Frankl dan Patterson hakikatnya manusia adalah”
1) Manusia adalah makhluk sosial yang mampu berpikir dan mampu mepergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
2) Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dn menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
3) Manusia memiliki demensi fisik, psikologis, dn spritual yang harus di kaji secara mendalam.
4) Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
5) Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
6) Manusia dapat mengatasi masalah-masalah yang di hadapi nya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya..
Manusia pada hakikatnya positif pad yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu. Untuk menciptakan berkesinambungannya perabadan manusia maka peran pendidikan sangat penting, perhatian yang penuh pula terhadap peningkatan mutu pendidikan akan berefek pula terhadap semangkin tingginya peradaban manusia.
Salah satu unsur pendidikan yang sangat mempengaruhi peradaban manusia adalah penyelenggaraan bimbingan konseling, dimana bimbingan konseling sangat penting untuk menciptakan hubungan manusia yang harmonis antara manusia dan lingkungan, manusia dan manusia ataupun manusia dengan Tuhannya.
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum utau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli; agar mampu mengembangkan potensi Cirinya atau mencapai tugas- tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi, yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencasai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit atau dideprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku.
Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi ata struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.




Nama : Sunarti
Nim : 10942008848
Jur/Sem : BPI/III

Tiada ulasan:

Catat Ulasan