Jumaat, 8 Oktober 2010

BIMBINGAN KONSELING 1 : HELPING PROFESIONAL

KELOMPOK III
INDAH PRATIWIE & JULI DESPRIYADI

HELPING PROFESIONAL
Konseling merupakan suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan profesional pada seorang konselor. Ia sekurangnya melibatkan dua orang yang terdiri atas konselor dan client.
KONSELING SEBAGAI HELPING
Sangat banyak hubungan antarmanusia yang mengandung unsur-unsur pemberi bantuan. Hal ini memang diperlukan karena berbagai kondisi dilematis, konflik, ataupun krisis yang dialami individu dan ia memerlukan bantuan segera. Akan tetapi, tidak semua pemberi bantuan bisa dikatakan profesional. Upaya pemberi bantuan yang selanjutnya disebut helping. Di Indonesia yang dibicarakan adalah yang bersifat profesional.
Menurut McCully, suatu profesi helping dimaknakan dengan adanya seseorang, didasarkan pengetahuan khasnya yang menerapkan suatu teknik intelektual dalam suatu pertemuan khusus dengan orang lain dengan maksud agar orang lain tadi memungkinkan lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan yang merupakan cirri khas Indonesia.
Suatu hubungan helping ditandai oleh ciri-ciri dasar tertentu. Pandangan Bruce Shertzer dan Shally C.Stone yang diadaptasikan disini mengenai hubungan helping, yaitu :
• Hubungan helping adalah penuh makna, bermanfaat.
• Afeksi sangat mencolok dalam hubungan helping.
• Keutuhan pribadi tampil atau terjadi dalam hubungan Helping.
• Hubungan helping terbentuk melalui kesepakatan bersama individu-individu yang terlibat.
• Hubungan saling terjalin, karena individu yang hendak dibantu membutuhkan informasi, pelajaran, bantuan, pemahaman dan perawatan dari orang lain.
• Hubungan helping dilangsungkan melalui komunikasi dan interaksi.
• Struktur hubungan helping adalah jelas atau gambling.
• Upaya-upaya yang bersifat kerjasama menandai hubungan helping.
• Orang-orang dalam helping dapat dengan mudah ditemui atau didekati dan terjamin ajeg sebagai pribadi.
• Perubahan merupakan tujuan hubungan helping.

Konseling pada dasarnya merupakan suatu hubungan helping. Setelah mengemukakan jenis-jenis konselor menurut bidang kerja, Sheldon Eisenberg dan Daniel J. Delaney menyebutkan bahwa para kaum profesional dalam bidang-bidang ini (konseling) menganggap diri sebagai helper. Mereka menganggap dirinya hadir untuk menyediakan layanan helping bagi orang-orang yang ingin atau butuh bantuan.
Bidang masalah manapun yang dihadapi atau pendekatan konseling apapun yang dijalankan, seorang konselor yang brrlatih professional dan kompeten dapat membantu individu-individu mencapai pemahaman diri dan mengubah tingkah lakunya.
Kesadaran Akan Diri dan Nilai-Nilai
Para helper memerlukan suatu kesadaran tentang posisi-posisi nilai mereka sendiri. Mereka harus mampu menjawab dengan jelas pertanyaan-pertanyaan. Siapa saya? Apa yang penting bagi saya? Apakah Signifikansi social dari apa yang saya lakukan? Mengapa saya mau menjadi seorang helper? Kesadaran ini membantu para helper membentuk kejujuran dalam dirinya sendiri dan terhadap helpi mereka dan juga membantu para helper menghindari memperalat secara tidak bertanggung jawab atau tidak etis terhadap para helpi bagi kepentingan pemuasan kebutuhan diri pribadi para helper sendiri.
Kesadaran Akan Pengalaman Budaya
Sebagai contoh, jika seseorang telah menjalin hubungan helping dengan helpi dalam masyarakat suku lain dengan latar belakang yang sangat berbeda (misalnya, konselor bersuku jawa dengan konseli dalam masyarakat bugis). Helper dituntut mengetahui lebih banyak lagi tentang budaya para helpi. Mengetahui lebih banyak perbedaan antara para helper dan para helpi merupakan hal sangat vital bagi keefekan hubungan helping. Para helper professional hendaknya mempelajari cirri khas dan budaya kebiasaan tiap kelompok helpi mereka.
Kemampuan Menganalisis Kemampuan Helper Sendiri
Para helper harus mempunyai kesadaran dan control perasaan sendiri, guna menghindari proyeksi kebutuhan. Harus pula diakui bahwa para helper mempunyai perasaan dari waktu kewaktu. Misalnya, mereka merasa gembira atas pertumbuhan helpi yang semakin mandiri, Dan mereka akan merasa kecewa ketika harapan mereka terhadap helpi untuk mandiri tidak terwujud.
Kemampuan Berlayan Sebagai Teladan dan Pemimpin atau Orang Berpengaruh
Kemampuan ini penting, terutama berkenaan dengan kredibilitas para helper dimata helpi. Helper sebagai teladan atau model dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat perlu. Mereka harus tampak beradap, matang, dan efektif dalam kehidupan sehari-hari. Misalya, kehidupan keluarga mereka senantiasa tidak tentram, anak-anak mereka menjadi langganan tetap urusan kepolisian, maka validitas kerja helping mereka perlu dipertanyakan. Kemampuan para helper sebagai pemimpin atau orang berpengaruh, dan sebagai teladan diperlukan pula dalam proses helping. Para helper harus bisa menunjukkan kemampuan melihat inti masalah dengan tajam dan cepat dan menampak mempunyai rasa percaya diri yang mapan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan