Jumaat, 8 Oktober 2010

KESEHATAN MENTAL : PENYESUAIAN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL

OLEH:
Ida Rusma Herawati
Nazirah
Yasmiati



BAB I
PENDAHULUAN
Kalau kita perhatikan orang-orang Dalam kehidupan sehari-hari, akan terlihat bermacam-macam hal yang terjadi dikalanggan masyarakat tersebut. Ada yang kelihatannya selalu gembira, walau apapun yang dihadapinya. Sebaliknya adapula yang sering mengeluh dan bersedih hati, tidak cocok dengan orang lain dan pekerjaannya. Disamping itu ada pula orang yang dalam hidupnya suka mengganggu orang lain, suka mengadu domba, memfitnah, menyeleweng, menganiaya, menipu dan sebagainya.
Gejala-gejala yang menggelisahkan masyarakat itulah yang mmendorong para ahli jiwa untuk berusaha menyelidiki apa yang menyebabkan tingkah laku orang berbeda-beda, kendatipun kondisinya sama. Usaha ini menumbuhkan satu cabang termuda dari ilmu jiwa yaitu kesehatan mental.
Dan dalam mempelajari kesehatan mental terdapat penyesuaian diri antara diri sendiri dengan diri nya sendiri, maupun diri sendiri dengan orang lain ataupun lingkungan.













BAB II
PEMBAHASAN
PENYESUAIN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL

A. Pengertian kesehatan mental

Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan hidupnya.
Untuk dapat menyusuaikan diri dengan diri sendiri, kita harus terlebih dahulu mengenal diri kita dan menerimanya apa adanya, lalu bertindak sesuai kemampuan dan kekurangan yang terdapat pada diri kita sendiri.
Disamping itu, kita juga harus mengenal, memahami dan meneliti orang lain dari segala segi secara objektif. Orang yang sehat mental adalah orang yang dapat menguasai segala faktor yang ada dalam hidupnya, sehingga ia dapat terhindar dari tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang membawa kepada frustasi.
Dalam pengertian lain kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah-masalah yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan dan keyakinan hidup harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu dengan yang lain. Fungsi-fungsi jiwa dengan unsure-unsurnya bertindak menyesuaikan orang dengan dirinya, dengan orang lain dan lingkungannya.
B. Penyesuaian diri
Gangguan jiwa dan penyakit jiwa adalah akibat dari tidak mampunya seseorang menghadapi kesulitan-kesulitan yang sewajarnya, atau tidak sanggup ia menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, dan cara-cara menyesuaikan diri yang dilakukan secara tidak sadar.


Faktor-faktor nya antara lain:
1. Frustasi atau tekanan perasaan
Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya tersebut.
Orang yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor-faktor dan situasi frustasi, bahkan frustasi ringan tidak akan terasa sama sekali, akan tetapi sebaliknya orang yang kurang percaya kepada dirinya akan sangat peka terhadap dirinya, ia akan merasa marah dan tindakan-tindakannya akan terpenuhi oleh tanggapannya terhadap situasi itu.
Tanggapan terhadap situasi itu akan berpengaruh pula terhadap lingkungan dimana ia hidup. Apabila situasi lingkunagn dapat memberikan kepuasan dan menjamin tercapainya keinginan-keinginan, maka akan timbullah kepercaan terhadap lingkungan dan akan merasa optimis serta senang kepada lingkunga tersebut. Dan apabila faktor-faktor lingkungan tesebut sering menghambat dan menekankan keinginan, maka akan berkurang kepercayaan terhhadap lingkungan dan timbullah tindakan-tindakan yang menentang terhadap lingkungan itu.
2. Konflik atau pertentangan batin.
Konflik jiwa atau pertentangan batin,adalah terdapatnya dua macam dorongan,yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain. Konflik di bagi dua macam,yaitu:
Pertama : pertentangan antara dua hal yang diingini
Kedua : pertentangan antara dua hal yaitu yang di ingini dan yang tidak di ingini. Konflik ini akan terjadi apabila kedua keinginan itu bertentangan antara satu dengan yang lain.
Ketiga : pertentangan antara dua hal yang tidak diingini : yaitu orang yang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.



3. Kecemasan
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).
Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan penyakit jiwa dan ada bermacam-macam pula.
Pertama: rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya.
Kedua: rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Ketiga: rasa cemas karena merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Bermacam-macam pendapat tentang sebab-sebab yang menimbulkan cemas itu. Ada yang mengatakan akibat tidak terpenuhinya kebutuhan sensuil, karena merasa diri kurang dan karena pengaruh pendidikan waktu kecil, sering terjadi frustasi karena tidak tercapainya yang diingini baik materiil maupun sosial. Dapat disimpulkan bahwa cemas itu timbul karena seseorang tidak mampu menyesuikan dengan dirinya pribadi dengan orang lain serta dengan lingkungan sekitarnya.
Cara yang terbaik untuk menghilangkan ketegangan batin dengan jalan menghilangkan sebab-sebabnya. Akan tetapi tidak semua orang sanggup mengatasi dengan cara tersebut, dan mencari jalan yang kurang sehat yaitu berupa usaha-usaha yang tidak disadari.
Adapun cara-cara tersebut antara lain:
1. Pembelaan
Usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk akal dinamakan pembelaan. Pembelaan tidak dimaksudkan agar tindakan yang tidak masuk akal menjadi masuk akal, akan tetapi membelanya sehingga terlihat masuk akal.



2. Proyeksi
Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada orang lain, terutama tindakan, fikiran atau dorongan-dorongan yang tidak masuk akal sehingga dapat diterima dan kelihatannya masuk akal.



3. Identifikasi
Identifikasi adalah kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut merasakan sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai orang lain. Iidentifikasi hampir sama dengan meniru, hanya mengambil sifat-sifat orang lain sebagai contoh untuk diikuti.
4. Hilang hubungan (disassosiasi)
Apabila orang merasa bahwa seseorang yang dengan sengaja menyinggung perasaannya maka ia akan marah dan menghadapinya dengan balasan yang sama, dalam hal ini, perasaan, fikiran dan tindakan adalah saling berhubungan dengan harmonis. Akan tetapi keharmonisan itu akan hilang akibat pengalaman pahit yang dilalui waktu kecil..
5. Represi
Represi adalah tekanan untuk melupakan hal dan keinginan yang tidak disetujui oleh hati nuraninya. Dalam represi orang berusaha mengingkari kenyataan atau faktor-faktor yang menyebabkan ia merasa berdosa jika keadaan itu disadarinya.
6. Substitusi
Substitusi adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesulitan. Dalam substitusi orang melakukan susuatu karena tujuan yang baik yang berbeda dari tujuan asli yang mudah diterima dan berusaha mencapai sukses dalam hal itu.




Substitusi di bagi 2 macam yaitu:
a. Sublimasi, pengungkapan dari dorongan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat dengan cara yang dapat diterima. Tujuannya adalah untuk mengurangi kegelisahan yang terasa akibat tidak terpenuhinya dorongan dan untuk melupakan perhatian dari yang tidak dapat diterima kepada yang tidak dapat diterima.
b. Kompensasi, usaha untuk mencapai sukses dalam suatu lapangan setelah gagal dalam lapangan lain.























BAB III

PENUTUP

A. Rangkuman
Kesehatan merupakan pengetahuan dan perbuatan yang bartujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala fotensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, sehingga terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri yaitu:
1. Frustasi
2. Konflik
3. Kecemasan

B. Kritik dan saran
Dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan yang terdapat
didalamnya, dan apabila ada kritik dan saran kami sambut dengan senang hati demi perbaikan makalah yang akan datang.
















DAFTAR PUSTAKA


Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, PT Gunung Agung, Jakarta, 1

Tiada ulasan:

Catat Ulasan